Rabu, 15 Mei 2019

Materi  2 REKAYASA LALU LINTAS


“PENGENALAN PERATURAN PERUNDANGAN BERHUBUNGAN REKAYASA LALU LINTAS”



1.1.11. 1    Latar Belakang

Rekayasa lalu lintas menurut Homburger adalah suatu penanganan yang berkaitan dengan perencanaan, perancangan geometrik dan operasi lalu lintas jalan serta jaringannya, terminal, penggunaan lahan serta keterkaitan dengan moda transportasi lainnya.Sedang istilah Rekayasa lalu lintas yang banyak digunakan di Indonesia adalah salah satu cabang dari teknik sipil yang menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan lalu lintas orang dan barang secara aman dan effisien dengan merencanakan, membangun dan mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta alat pemberi isyarat lalu lintas.

Di dalam memecahkan permasalahan lalu lintas, para pakar lalu lintas perlu mengenali 3 komponen yaitu jalan, kendaraan dan pelaku perjalanan. Mengenali masalah lalu lintas yang terjadi dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan lalu lintas dan karakteristik pelaku perjalanan. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk kemudian direncanakan usulan perbaikaan geometrik, pembangunan fasilitas pengaman jalan, pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu lintas tertentu.Perbaikan geometrik dapat berupa pelebaran jalan, perubahan radius tikung, pembangunan pulau-pulau lalu lintas, mengurangi tanjakan, membangun jalur rangkak pada tanjakan yang tinggi, memberikan perioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan berbagai langkah lainnya.


1.    2. Permasalahan

Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota lain.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Perencanaan Survey

Jenis Survei dipilih dengan 3 kriteria yaitu secara teknis data yang diperoleh
harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas
yang tinggi. Secara ekonomi survey tersebut harus murah (biaya, tenaga dan
waktu). Di lain pihak survey harus memenuhi isyarat lingkungan, dengan
demikian gangguan terhadap lingkungan yang ditimbulkan harus seminimal
mungkin. Lingkungan ini dapat berupa manusia (dan makhluk hidup
lainnnya), atau jalan (dan benda mati lainnya). Sedapat mungkin dihindari
survey yang melibatkan dan mengganggu masyarakat umum.
B. Persiapan

Tahapan ini dilakukan agar pelaksanaan survei dapat dijalankan dengan
baik, kegiatan yang dilakukan antara lain mempersiapkan berbagai berkas
surat izin penelitian, menentukan lokasi pengamat pada suatu titik pada ruas
jalan, menentukan waku survei dan periode pengamatan, mempersiapakan
alat-alat penelitian dan pengujian bekerjanya alat.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sepanjang Ruas Jalan Lenteng Agung , Jakarta
Selatan. Jalan ini dikenal sebagai koridor utama Kota Jakarta Selatan
menuju Depok, begitu juga sebaliknya.

D. Peralatan yang Digunakan

Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan
penelitian di lapangan sebagai berikut ini.
1. Alat tulis dan form survey,
2. Stop Watch digunakan untuk mengetahui awal dan akhir waktu
pengamatan,
3. Alat pengukur panjang (meteran),
4. Video kamera (kamera dan handycam) & tripod digunakan untuk
merekam segala aktifitas pengguna jalan.
5. Cat tembok/lakban untuk memberi garis tanda.
6. Kendaraan (mobil pribadi) yang akan digunakan untuk survey floating
car.
7. Odometer pada kendaraan.


E. Penentuan Waktu Penelitian

Arus lalu-lintas selalu berubah sepanjang hari, banyaknya kendaraan yang
lewat pada suatu tempat atau titik pada sore hari akan berbeda di waktu
tengah malam atau pagi harinya. Perbedaan arus lalu-lintas ini disebut
fluktuasi arus lalulintas.
- Pencatatan arus lalu-lintas kendaraan dilakukan saat jam puncak dipagi
hari dan sore hari. Dari hasil pencatatan selanjutnya dikelompokkan pola
arus lalu-lintas harian yang terjadi. Data LHR tercatat yang diperoleh
dipakai untuk penghitungan pendekatan keadaan rata-rata wilayah
sesaat. Waktu penelitian dilakukan dalam pada saat jam sibuk (dimana
terdapat volume lalu lintas padat / maksimum), yakni dipagi hari (Pukul
06.00 – 08.00 WIB) dan sore hari (Pukul 16.00 – 18.00 WIB).
Pengambilan data LHR selama 1 hari dikarenakan pada jalan Lenteng
Agung, arus kendaraan selama hari kerja dianggap memiliki arus yang
stabil pada kondisi cuaca normal.
- Pengambilan data kecepatan space mean speed diambil pada saat jam
puncak pagi dan sore.

F. Metode Inventaris Data

Maksud dari tahap inventaris data itu sendiri adalah untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan sebagai bahan masukan (input) untuk tahap analisis. Dalam
pengumpulan data penelitian ini yaitu :

Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau
langsung dari lapangan dengan menggunaka kamera video sebagai alat
perekam. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survai, seperti :
- Data Geometri
- Volume Kendaraan
- Survey Hambatan samping
- Waktu tempuh dan tundaan kendaraan (Survey Floating car)
- Dsb,

Teknik Survei
1. Survei Geometrik Jalan
Survei geometri dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran penampang
melintang jalan, panjang ruas jalan, median jalan, bahu jalan, serta
berbagai fasilitas pelengkap yang ada, sehingga bisa didapatkan kapasitas
dari jalan yang diteliti. Survey ini dilakukan pada keadaan sangat sepi
sehingga tidak mengganggu lalu – lintas dan menjamin keamanan
surveyor dari kecelakaan.
2. Survei Volume Lalu Lintas
Survei lalu-lintas harian rata-rata kendaraan (LHR) dilakukan di Ruas
Jalan Lenteng Agung. LHR yang dihitung yaitu gerak kendaraan
sepanjang satu ruas jalan tertentu. Penghitungan LHR dilakukan
menggunakan kamera video sebagai alat bantu dalam merekam data
kondisi jalan. Hal ini dilakukan demi menghindari terjadinya kesalahan
kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pegambilan data. Selanjutnya
mengelompokan kendaraan atas dasar jenisnya yaitu kendaraan berat
(MV), bus ringan (LV), sepeda motor (MC). dan Kendaraan tak bermotor
(UM).
3. Survei Kecepatan
Survei keceepatan dilakukan untuk mendapatkan kecepatan tiap kendaraan
yang melewati lokasi jalan yang ditentukan. Survei ini dilakukan pada saat
peak hour. Survei kecepatan digunakan untuk mengetahui nilai space

mean speed.
4. Survei Hambatan Samping
Survei hambatan samping dilakukan untuk jenis hambatan samping berupa
kendaraan parkir atau berhenti (PSV), kendaraan lambat dan tidak
bermotor (SMV), kendaraan keluar-masuk (EEV), pejalan kaki (PED).
Pendataan dan pencatatan hambatan samping dilakukan dengan frekuensi
jumlah kejadian dihitung per 200 m panjang ruas jalan per jam. Data
hambatan samping menjadi bahan dalam proses penghitungan volume arus
bebas, kapasitas ruas jalan, dan derajat kejenuhan.

 H. Analisa dan Penyajian Data

Pengolahan data merupakan rangkaian perhitungan operasional ruas jalan
dan persimpangan yang mengac pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia
tahun (MKJI) Februari 1997.
Pengolahan dan penyajian data disesuaikan dengan teknik analisis yang
dilakukan. Pengolahan data dan analisis karakteristik lalu-lintasditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Data lintas harian rata-rata
kendaraan (LHR), volume arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan, besar
hambatan samping ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga
mempermudah analisis kondisi karakteristik lalu-lintas.
a. Ruas Jalan Meliputi :
1. Arus.
2. Kapasitas .
3. Derajat Kejenuhan.
4. Kecepatan perjalanan sesungguhnya dan waktu tempuh
perjalanan (Survey Floating Car).
5. Kurva Kecepatan Floating Car.
6. Perbandingan Kinerja Kecepatan Sesungguhnya dengan Hasil
Metode MKJI 1997.
7. Menganalisis titik – titik rawan kemacetan pada Jalan Lenteng
Agung dan mengidentifikasi penyebabnya.
b. Persimpangan meliputi :
1. Arus (Q)
2. Kapasitas (C)
3. Derajat Kejenuhan (DS)
4. Tundaan (D)
Pada penelitian ini bentuk kinerja ruas jalan diukur dari nilai derajat
kejenuhan (DS) atau V/C rasio.
Penyajian data yang digunakan yakni dengan menganalisa hasil
perhitungan parameter kinerja ruas jalan dan persimpangan yangselanjutnya ditetapkan lokasi – lokasi yang dipilih menjadi lokasi yang akan ditangani

Daftar Pustaka
Wolfgang S. Homburger; James H. Kell, Fundamentals of Traffic Engineering, 9th Edition, University of California, 1977
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Pendahuluan






Tidak ada komentar:

Posting Komentar