Rabu, 15 Mei 2019

Materi  2 REKAYASA LALU LINTAS


“PENGENALAN PERATURAN PERUNDANGAN BERHUBUNGAN REKAYASA LALU LINTAS”



1.1.11. 1    Latar Belakang

Rekayasa lalu lintas menurut Homburger adalah suatu penanganan yang berkaitan dengan perencanaan, perancangan geometrik dan operasi lalu lintas jalan serta jaringannya, terminal, penggunaan lahan serta keterkaitan dengan moda transportasi lainnya.Sedang istilah Rekayasa lalu lintas yang banyak digunakan di Indonesia adalah salah satu cabang dari teknik sipil yang menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan lalu lintas orang dan barang secara aman dan effisien dengan merencanakan, membangun dan mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta alat pemberi isyarat lalu lintas.

Di dalam memecahkan permasalahan lalu lintas, para pakar lalu lintas perlu mengenali 3 komponen yaitu jalan, kendaraan dan pelaku perjalanan. Mengenali masalah lalu lintas yang terjadi dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan lalu lintas dan karakteristik pelaku perjalanan. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk kemudian direncanakan usulan perbaikaan geometrik, pembangunan fasilitas pengaman jalan, pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu lintas tertentu.Perbaikan geometrik dapat berupa pelebaran jalan, perubahan radius tikung, pembangunan pulau-pulau lalu lintas, mengurangi tanjakan, membangun jalur rangkak pada tanjakan yang tinggi, memberikan perioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan berbagai langkah lainnya.


1.    2. Permasalahan

Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota lain.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Perencanaan Survey

Jenis Survei dipilih dengan 3 kriteria yaitu secara teknis data yang diperoleh
harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas
yang tinggi. Secara ekonomi survey tersebut harus murah (biaya, tenaga dan
waktu). Di lain pihak survey harus memenuhi isyarat lingkungan, dengan
demikian gangguan terhadap lingkungan yang ditimbulkan harus seminimal
mungkin. Lingkungan ini dapat berupa manusia (dan makhluk hidup
lainnnya), atau jalan (dan benda mati lainnya). Sedapat mungkin dihindari
survey yang melibatkan dan mengganggu masyarakat umum.
B. Persiapan

Tahapan ini dilakukan agar pelaksanaan survei dapat dijalankan dengan
baik, kegiatan yang dilakukan antara lain mempersiapkan berbagai berkas
surat izin penelitian, menentukan lokasi pengamat pada suatu titik pada ruas
jalan, menentukan waku survei dan periode pengamatan, mempersiapakan
alat-alat penelitian dan pengujian bekerjanya alat.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sepanjang Ruas Jalan Lenteng Agung , Jakarta
Selatan. Jalan ini dikenal sebagai koridor utama Kota Jakarta Selatan
menuju Depok, begitu juga sebaliknya.

D. Peralatan yang Digunakan

Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan
penelitian di lapangan sebagai berikut ini.
1. Alat tulis dan form survey,
2. Stop Watch digunakan untuk mengetahui awal dan akhir waktu
pengamatan,
3. Alat pengukur panjang (meteran),
4. Video kamera (kamera dan handycam) & tripod digunakan untuk
merekam segala aktifitas pengguna jalan.
5. Cat tembok/lakban untuk memberi garis tanda.
6. Kendaraan (mobil pribadi) yang akan digunakan untuk survey floating
car.
7. Odometer pada kendaraan.


E. Penentuan Waktu Penelitian

Arus lalu-lintas selalu berubah sepanjang hari, banyaknya kendaraan yang
lewat pada suatu tempat atau titik pada sore hari akan berbeda di waktu
tengah malam atau pagi harinya. Perbedaan arus lalu-lintas ini disebut
fluktuasi arus lalulintas.
- Pencatatan arus lalu-lintas kendaraan dilakukan saat jam puncak dipagi
hari dan sore hari. Dari hasil pencatatan selanjutnya dikelompokkan pola
arus lalu-lintas harian yang terjadi. Data LHR tercatat yang diperoleh
dipakai untuk penghitungan pendekatan keadaan rata-rata wilayah
sesaat. Waktu penelitian dilakukan dalam pada saat jam sibuk (dimana
terdapat volume lalu lintas padat / maksimum), yakni dipagi hari (Pukul
06.00 – 08.00 WIB) dan sore hari (Pukul 16.00 – 18.00 WIB).
Pengambilan data LHR selama 1 hari dikarenakan pada jalan Lenteng
Agung, arus kendaraan selama hari kerja dianggap memiliki arus yang
stabil pada kondisi cuaca normal.
- Pengambilan data kecepatan space mean speed diambil pada saat jam
puncak pagi dan sore.

F. Metode Inventaris Data

Maksud dari tahap inventaris data itu sendiri adalah untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan sebagai bahan masukan (input) untuk tahap analisis. Dalam
pengumpulan data penelitian ini yaitu :

Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau
langsung dari lapangan dengan menggunaka kamera video sebagai alat
perekam. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survai, seperti :
- Data Geometri
- Volume Kendaraan
- Survey Hambatan samping
- Waktu tempuh dan tundaan kendaraan (Survey Floating car)
- Dsb,

Teknik Survei
1. Survei Geometrik Jalan
Survei geometri dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran penampang
melintang jalan, panjang ruas jalan, median jalan, bahu jalan, serta
berbagai fasilitas pelengkap yang ada, sehingga bisa didapatkan kapasitas
dari jalan yang diteliti. Survey ini dilakukan pada keadaan sangat sepi
sehingga tidak mengganggu lalu – lintas dan menjamin keamanan
surveyor dari kecelakaan.
2. Survei Volume Lalu Lintas
Survei lalu-lintas harian rata-rata kendaraan (LHR) dilakukan di Ruas
Jalan Lenteng Agung. LHR yang dihitung yaitu gerak kendaraan
sepanjang satu ruas jalan tertentu. Penghitungan LHR dilakukan
menggunakan kamera video sebagai alat bantu dalam merekam data
kondisi jalan. Hal ini dilakukan demi menghindari terjadinya kesalahan
kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pegambilan data. Selanjutnya
mengelompokan kendaraan atas dasar jenisnya yaitu kendaraan berat
(MV), bus ringan (LV), sepeda motor (MC). dan Kendaraan tak bermotor
(UM).
3. Survei Kecepatan
Survei keceepatan dilakukan untuk mendapatkan kecepatan tiap kendaraan
yang melewati lokasi jalan yang ditentukan. Survei ini dilakukan pada saat
peak hour. Survei kecepatan digunakan untuk mengetahui nilai space

mean speed.
4. Survei Hambatan Samping
Survei hambatan samping dilakukan untuk jenis hambatan samping berupa
kendaraan parkir atau berhenti (PSV), kendaraan lambat dan tidak
bermotor (SMV), kendaraan keluar-masuk (EEV), pejalan kaki (PED).
Pendataan dan pencatatan hambatan samping dilakukan dengan frekuensi
jumlah kejadian dihitung per 200 m panjang ruas jalan per jam. Data
hambatan samping menjadi bahan dalam proses penghitungan volume arus
bebas, kapasitas ruas jalan, dan derajat kejenuhan.

 H. Analisa dan Penyajian Data

Pengolahan data merupakan rangkaian perhitungan operasional ruas jalan
dan persimpangan yang mengac pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia
tahun (MKJI) Februari 1997.
Pengolahan dan penyajian data disesuaikan dengan teknik analisis yang
dilakukan. Pengolahan data dan analisis karakteristik lalu-lintasditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Data lintas harian rata-rata
kendaraan (LHR), volume arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan, besar
hambatan samping ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga
mempermudah analisis kondisi karakteristik lalu-lintas.
a. Ruas Jalan Meliputi :
1. Arus.
2. Kapasitas .
3. Derajat Kejenuhan.
4. Kecepatan perjalanan sesungguhnya dan waktu tempuh
perjalanan (Survey Floating Car).
5. Kurva Kecepatan Floating Car.
6. Perbandingan Kinerja Kecepatan Sesungguhnya dengan Hasil
Metode MKJI 1997.
7. Menganalisis titik – titik rawan kemacetan pada Jalan Lenteng
Agung dan mengidentifikasi penyebabnya.
b. Persimpangan meliputi :
1. Arus (Q)
2. Kapasitas (C)
3. Derajat Kejenuhan (DS)
4. Tundaan (D)
Pada penelitian ini bentuk kinerja ruas jalan diukur dari nilai derajat
kejenuhan (DS) atau V/C rasio.
Penyajian data yang digunakan yakni dengan menganalisa hasil
perhitungan parameter kinerja ruas jalan dan persimpangan yangselanjutnya ditetapkan lokasi – lokasi yang dipilih menjadi lokasi yang akan ditangani

Daftar Pustaka
Wolfgang S. Homburger; James H. Kell, Fundamentals of Traffic Engineering, 9th Edition, University of California, 1977
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Pendahuluan






UMATERI  8 "KONSEP DASAR DAN TEKNIK PENGUMPUKAN DATA"




                   ALISA DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Tinjauan Umum
Analisa yang mendalam akan menentukan perencanaan yang matang dan
tepat. Dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional
Ahmad Yani Semarang ini, analisa dilakukan untuk mendapatkan parameterparameter
yang dibutuhkan dalam tahap perencanaan nantinya. Data yang
diambil adalah data yang didapat dari institusi terkait, hasil pengamatan
langsung, wawancara, maupun dari literatur.
Analisa dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara
Internasional Ahmad Yani Semarang ini adalah
•Analisa data lalu lintas
•Analisa data daya dukung tanah (DDT)
•Analisa data curah hujan
Dari analisa-analisa tersebut diharapkan akan didapatkan parameter
untuk kebutuhan desain yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.
4.2 Data Lalu Lintas
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, data lalu lintas yang dipergunakan
yaitu data LHR tahun 2002 s/d 2006. LHR Bandara Ahmad Yani Kota
Semarang dipengaruhi oleh LHR dari ruas jalan masuk Bandara eksisting.
Ruas jalan tersebut dipergunakan untuk analisis selanjutnya. Hal ini
karena kendaraan yang tercatat dari ruas jalan ini merupakan lalu lintas
kendaraan yang menuju dan keluar dari Bandara Ahmad Yani Kota Semarang.
Baik jalan eksisting maupun jalan akses baru yang akan direncanakan,
merupakan ruas jalan yang melayani lalu lintas luar kota. Maka, LHR yang
mewakili jenis lalu lintas akses tersebut adalah dari ruas jalan tersebut. Data –
data yang dianalisa yaitu berupa :
1. Data Sekunder
2. Data Primer
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 2
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.2.1 Data Sekunder
Berdasarkan pengamatan LHR dari instansi terkait (Dinas
Perhubungan) untuk kedua ruas jalan diatas didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data LHR 2002– 2006( smp/hari )
Tahun Golongan
LHR Ruas Jalan (smp/hari)
Jalan Akses Bandara Eksisting
2002
1 281
2 472
3 41
4 29
5 6
6 2
7 1
8 0
2003
1 237
2 458
3 37
4 42
5 2
6 5
7 2
8 2
2004
1 348
2 692
3 81
4 62
5 5
6 8
7 4
8 3
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 3
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Lanjutan Tabel 4.1
Tahun Golongan
LHR Ruas Jalan (smp/hari)
Jalan Akses Bandara Eksisting
2005
1 575
2 768
3 92
4 87
5 16
6 7
7 2
8 1
2006
1 393
2 586
3 89
4 56
5 2
6 4
7 2
8 0
Sumber: Dinas Perhubungan Propinsi Jateng (2002 – 2006)
Keterangan golongan kendaraan :
1 = Sepeda motor, sepeda dan roda tiga
2 = Sedan, Jeep dan Station Wagon
3 = Oplet, Pick Up, Suburban, combi, minibus
4 = Mikro truck dan mobil hantaran
5 = Bis
6 = Truck 2 sumbu
7 = Truck 3 sumbu atau lebih, gandengan dan trailer
8 = Kendaraan tak bermotor
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 4
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.2.2 Data Primer
Untuk prediksi lalu lintas yang akan datang maka perlu mengetahui
kondisi lalu lintas kendaraan yang masuk bandara dimana lalu lintas primer
dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan yaitu dengan
menghitung kendaraan yang lewat dari semua golongan pada ruas jalan masuk
eksisting bandara Ahmad Yani Semarang. Telah diketahui berdasarkan
wawancara dengan pihak Angkasa Pura I dan Sun Parking Bandara Ahmad
Yani serta berdasarkan frekuensi jadwal keberangkatan dan kedatangan (dapat
dilihat pada lampiran), hari-hari puncak adalah hari Jumat, Sabtu, dan Senin.
Berikut hasil survei dari ketiga hari tersebut :
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Jumat / 29 Juni 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 32 57 0 0 0 0 0 0
06.15-06.30 37 55 0 0 0 0 0 0
06.30-06.45 40 68 4 0 0 0 0 0
06.45-07.00 17 69 2 5 1 0 0 0
07.00-07.15 30 58 0 3 0 0 0 0
07.15-07.30 2 65 1 0 0 0 0 0
07.30-07.45 47 59 5 0 2 1 0 0
07.45-08.00 31 79 2 7 1 0 1 0
Siang
12.00-12.15 28 46 5 0 0 0 0 0
12.15-12.30 13 52 0 0 0 0 0 0
12.30-12.45 10 47 0 3 0 0 0 0
12.45-13.00 8 26 2 1 3 0 0 0
13.00-13.15 5 31 0 5 2 0 0 0
13.15-13.30 7 23 0 0 0 0 0 0
13.30-13.45 24 39 0 0 0 0 0 1
13.45-14.00 3 43 0 0 0 0 0 0
Sore
16.00-16.15 30 63 7 12 2 1 0 0
16.15-16.30 34 54 10 15 0 0 0 0
16.30-16.45 28 59 0 11 0 0 0 0
16.45-17.00 17 66 0 8 0 2 0 1
17.00.17.15 38 49 17 5 1 0 0 0
17.15-17.30 22 43 0 9 3 0 0 0
17.30-17.45 19 72 0 0 0 0 0 0
17.45-18.00 21 45 3 2 0 0 0 0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 5
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Sabtu / 30 Juni 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 27 35 3 0 0 0 0 0
06.15-06.30 25 47 0 0 0 0 0 0
06.30-06.45 14 49 0 1 0 0 0 0
06.45-07.00 30 32 2 0 0 0 0 0
07.00-07.15 21 51 4 3 2 0 0 0
07.15-07.30 17 42 0 0 0 1 0 0
07.30-07.45 16 41 0 5 1 0 0 0
07.45-08.00 14 24 4 2 1 0 0 0
Siang
12.00-12.15 8 30 1 0 0 0 0 0
12.15-12.30 12 32 0 0 0 0 0 0
12.30-12.45 14 40 0 0 0 0 0 0
12.45-13.00 5 45 0 0 0 1 0 0
13.00-13.15 17 52 0 0 1 0 0 0
13.15-13.30 21 51 4 0 0 0 0 0
13.30-13.45 11 43 2 2 0 0 0 0
13.45-14.00 18 37 3 1 1 0 0 0
Sore
16.00-16.15 23 43 0 1 1 0 0 0
16.15-16.30 21 42 0 0 0 0 0 2
16.30-16.45 22 46 0 0 2 0 0 0
16.45-17.00 15 31 4 3 0 0 0 1
17.00.17.15 12 30 2 0 0 0 0 0
17.15-17.30 27 37 0 0 4 1 0 0
17.30-17.45 18 47 1 2 2 0 0 0
17.45-18.00 19 51 1 0 2 0 0 0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 6
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Senin / 2 Juli 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 35 67 2 4 0 0 0 0
06.15-06.30 41 61 0 2 0 0 0 0
06.30-06.45 28 52 5 0 0 1 0 0
06.45-07.00 15 66 0 7 2 0 0 0
07.00-07.15 36 64 0 0 1 1 0 0
07.15-07.30 40 69 6 0 0 0 0 0
07.30-07.45 39 77 2 8 0 0 0 0
07.45-08.00 18 74 2 4 1 0 0 0
Siang
12.00-12.15 20 35 0 1 0 0 0 0
12.15-12.30 18 44 0 0 0 0 1 0
12.30-12.45 22 33 2 0 0 0 0 0
12.45-13.00 13 37 0 2 2 0 0 0
13.00-13.15 17 47 0 3 0 1 0 1
13.15-13.30 24 20 1 0 0 0 0 0
13.30-13.45 25 23 0 0 0 0 0 0
13.45-14.00 27 36 1 2 3 1 0 0
Sore
16.00-16.15 41 44 0 1 3 0 1 0
16.15-16.30 39 47 0 0 1 0 0 0
16.30-16.45 27 52 2 4 0 0 0 1
16.45-17.00 36 45 0 3 2 2 1 0
17.00.17.15 22 46 0 0 0 1 0 2
17.15-17.30 40 51 1 1 0 0 0 2
17.30-17.45 24 47 3 0 0 1 0 0
17.45-18.00 25 49 2 0 2 1 0 0
Gambar 4.1. Foto-foto survey di Ruas Jalan Masuk
Bandara Eksisting
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 7
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
A. Volume Jam Puncak
Volume jam puncak adalah volume lalu lintas terbesar yang terjadi
selama satu jam pengamatan untuk masing – masing arah. Data hasil pengamatan
di atas merupakan data traffic counting dalam kendaraan per 15 menit. Untuk
mencari jam puncak yang terjadi selama 2 jam dilakukan pengamatan dalam 3
tahap. Maka dari hasil survei beberapa lokasi yang dipergunakan sebagai
pedoman VJP dan dipergunakan pula sebagai perhitungan selanjutnya adalah
pengamatan kendaraan – kendaraan yang lewat pada ruas jalan masuk bandara
eksisting pada hari Senin waktu pagi hari ( 06.00 – 07.00 ).
Di bawah ini hasil estimasi VJP berdasarkan variasi yang terjadi selama dua jam
pada ruas jalan masuk bandara eksisting.
Tabel 4.2 VJP arah masuk bandara / 1a
Jam Survei LHR setiap golongan kendaraan (kendaraan) total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 35 67 2 4 0 0 0 0 108
06.15-06.30 41 61 0 2 0 0 0 0 104
06.30-06.45 28 52 5 0 0 1 0 0 86
06.45-07.00 15 66 0 7 2 0 0 0 90
Jumlah 119 246 7 13 2 1 0 0 388
Jam Survei
Indeks
EMP
LHR setiap golongan kendaraan (smp)
0.25 1 1 1 2.5 2.5 3 7 total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 8.75 67 2 4 0 0 0 0 79.75
06.15-06.30 10.25 61 0 2 0 0 0 0 73.25
06.30-06.45 7 52 5 0 0 2.5 0 0 66.5
06.45-07.00 3.75 66 0 7 5 0 0 0 81.75
Jumlah 29.75 246 7 13 5 2.5 0 0 301.25
Sumber : analisa data primer
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 8
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.3 VJP arah keluar bandara / 1b
Jam Survei LHR setiap golongan kendaraan (kendaraan) total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 22 37 2 0 0 0 0 0 61
06.15-06.30 15 63 0 7 2 0 0 0 87
06.30-06.45 39 79 2 8 0 0 0 0 128
06.45-07.00 41 61 0 2 0 0 0 0 104
Jumlah 117 240 4 17 2 0 0 0 380
Jam Survei
Indeks EMP
LHR setiap golongan kendaraan (smp)
0.25 1 1 1 2.5 2.5 3 7 total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 5.5 37 2 0 0 0 0 0 44.5
06.15-06.30 3.75 63 0 7 5 0 0 0 78.75
06.30-06.45 9.75 79 2 8 0 0 0 0 98.75
06.45-07.00 10.25 61 0 2 0 0 0 0 73.25
Jumlah 29.25 240 4 17 5 0 0 0 295.25
Sumber : analisa data primer
B. Volume Lalu Lintas Harian Rata – Rata (VLHR)
− Data Primer
Volume Harian Rata – Rata (LHRT) dihitung berdasarkan VJP dari hasil
survei lapangan dan selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus
LHRT dari MKJI sebagai berikut :
Rumus : LHRT = (Qdh / k), dimana Qdh = VJP
VLHR = (VJP / k), dimana nilai k = 0,09
Menurut MKJI untuk daerah kota – kota dengan penduduk > 1 juta dan
untuk jalan didaerah pemukiman, nilai faktor k diambil sebesar 9 %, maka
volume lalu lintas jalan masuk bandara tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 9
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.4 Data VLHR Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
no Jenis Kend arah Masuk
VJP
1 / k
VLHR 2007
Kend smp Kend smp
1 Sepeda Motor 119 29.75 11.1111 1322.22 330.55
2 Mobil 246 246 11.1111 2733.33 2733.33
3 Opelet, Minibus 7 7 11.1111 77.78 77.78
4 Mobil Hantaran 13 13 11.1111 144.44 144.44
5 Bus Besar 2 5 11.1111 22.22 55.55
6 Truk 2 as 1 2.5 11.1111 11.11 27.78
7 Truk 3 as / trailler 1 1.5 11.1111 11.11 16.66
8 Kend tak Bermotor 0 0 11.1111 0 0
Jumlah 389 304.75 4322.21 3386.09
No Jenis Kend arah Keluar
VJP 1 / k VLHR 2007
Kend smp Kend smp
1 Sepeda Motor 117 29.25 11.1111 1299.99 324.99
2 Mobil 240 240 11.1111 2666.66 2666.66
3 Opelet, Minibus 4 4 11.1111 44.44 44.44
4 Mobil Hantaran 17 17 11.1111 188.89 188.89
5 Bus Besar 2 5 11.1111 22.22 55.55
6 Truk 2 as 0 0 11.1111 0 0
7 Truk 3 as/trailler 0 0 11.1111 0 0
8 Kend tak Bermotor 0 0 11.1111 0 0
Jumlah 380 295.25 4222.2 3280.53
Sumber : Analisa data primer
4.3 Analisa Angka Pertumbuhan Lalu Lintas
Prediksi tingkat pertumbuhan lalu lintas (i) didapat berdasarkan data
LHR total pada Tabel 4.1 di atas. Dari masing-masing ruas jalan dicari tingkat
pertumbuhan lalu lintasnya, dengan menggunakan analisis regresi linear (lihat
tabel 4.5). Setelah persamaan regresinya diketahui, kemudian bisa dicari angka
pertumbuhan tiap tahun (Tabel 4.6).
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 10
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.5 Analisis regresi LHR Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
n Tahun LHR (Y) Tahun Ke- (X) XY Y^2 X^2 X - Xr (X - Xr)^2 Y - Yr (Y - Yr)^2 Sxy
1 2002 832.0 1 832.0 692224.0 1 -2 4 -268.0 71824.00 536.00
2 2003 785.0 2 1570.0 616225.0 4 -1 1 -315.0 99225.00 315.00
3 2004 1203.0 3 3609.0 1447209.0 9 0 0 103.0 10609.00 0.00
4 2005 1548.0 4 6192.0 2396304.0 16 1 1 448.0 200704.00 448.00
5 2006 1132.0 5 5660.0 1281424.0 25 2 4 32.0 1024.00 64.00
5 5500 15 17863.0 6433386.0 55 0.0 10.00 0.0 383386.00 1363.00
Xr = 3 Sxx = 10 b = 136.30 Maka, rumus regresi linear adalah : Y = a + bx
Yr = 1100 Syy = 383386.00 a = 691.10 Y = 691.1 + 136.3 X
Sxy = 1363.0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 11
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
in 1 − ⎟⎠

⎜⎝
⎛ −
=
A
B A dan i rata-rata = i
dimana : B = LHR tahun ke-n
A = LHR tahun sebelumnya
i = Angka pertumbuhan ruas Jalan Masuk Eksisting Bandara
(Jl. Puad A. Yani)
Tabel 4.6. Perhitungan Angka pertumbuhan ruas Jalan Masuk Eksisting
Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Tahun
Tahun Ke-
(X) LHR (Y) i (%)
2007 6 1508.9
2008 7 1645.2 0.09033
2009 8 1781.5 0.08285
2010 9 1917.8 0.07651
2011 10 2054.1 0.07107
2012 11 2190.4 0.06636
2013 12 2326.7 0.06223
2014 13 2463.0 0.05858
2015 14 2599.3 0.05534
2016 15 2735.6 0.05244
2017 16 2871.9 0.04982
2018 17 3008.2 0.04746
2019 18 3144.5 0.04531
2020 19 3280.8 0.04335
2021 20 3417.1 0.04154
2022 21 3553.4 0.03989
2023 22 3689.7 0.03836
2024 23 3826.0 0.03694
2025 24 3962.3 0.03562
2026 25 4098.6 0.03440
2027 26 4234.9 0.03326
2028 27 4371.2 0.03218
2029 28 4507.5 0.03118
2030 29 4643.8 0.03024
Total i (%) = 1.15525
Rata-rata = 0.0481354
Angka Pertumbuhan = 4.814 %
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 12
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Keterangan :
• Tahun 2007 – 2009 merupakan masa perencanaan.
• Tahun 2009 – 2011 merupakan masa pelaksanaan.
• Tahun 2011 – 2030 merupakan umur rencana, yaitu selama 20 tahun.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka pertumbuhan lalu lintas Bandara
Ahmad Yani Semarang adalah 4,81 % per tahun. Angka pertumbuhan ini akan
digunakan untuk memprediksikan besar LHR hingga umur rencana yang ditentukan.
4.3.1 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Existing
Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan existing 2007 sampai 2030
apakah masih mampu melayani arus lalu lintas, maka dilakukan perhitungan
dengan membandingkan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan tersebut
(C), yaitu bila dihasilkan angka ≤ 0,75 berarti jalan masih mampu melayani
arus lalu lintas dengan baik. Bila sudah > 0,75 berarti jalan sudah mulai sering
macet dan tidak mampu untuk melayani arus lalu lintas.
Dari tabel 4.1. diatas, ditentukan salah satu ruas yang paling rendah
tingkat pelayanannya secara visual. Berdasarkan pengamatan langsung di
lapangan ruas jalan yang dipilih adalah Jalan Arteri Utara. Jalan tersebut
dipilih karena :
• Aktivitas samping jalan tinggi akibat adanya PRPP, sekolah, Perkantoran
Instansi Pemerintah, dan jalan masuk ke Pantai Marina
• Tingginya kepadatan (density) pada Jalan Arteri Utara diakibatkan
volume lalu lintas yang melewati ruas ini.
Berikut ini adalah parameter-parameter dari ruas Jalan Arteri Utara.
− Tipe jalan : Empat - lajur dua-arah tak terbagi (4/2 UD)
− Fungsi jalan : arteri primer
− Tipe daerah : perindustrian, pendidikan, pariwisata
− Lebar jalan : 14,5 meter
− Lebar bahu jalan : sisi kiri 3,5 meter dan sisi kanan tidak ada.
− Lebar trotoar : 1 meter untuk sisi kiri dan sisi kanan tidak ada
− Kelandaian jalan : datar
− Saluran drainase bersifat terbuka.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 13
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Maka dari hasil pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa daerah
perindustrian dan pariwisata dengan aktivitas sisi jalan tinggi, disimpulkan
bahwa kelas hambatan samping pada Jalan Akses Bandara Eksisting adalah
“tinggi (H)”.
􀂾 Menghitung kapasitas Jalan Akses Bandara Eksisting
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam).
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar ; diambil sebesar 4 x 1500 = 6000 smp/jam, untuk
jalan 4 lajur tak terbagi ( tabel 2.15).
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; diambil sebesar 1,00
untuk lebar jalur 3,50 meter ( Tabel 2.16 ).
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk Pemisah Arah ; diambil 0,97
untuk lalu lintas 60 – 40 ( Tabel 2.17 ).
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping ; diambil 0,95 yaitu untuk
kelas hambatan samping tinggi dan jarak kerep penghalang ≥ 2,00
meter ( Tabel 2.18 ).
FCcs = Faktor penyesuaian Ukuran Kota ; diambil 1,00 untuk jumlah
penduduk 1 – 3 juta jiwa ( Tabel 2.20 )
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = 6000 x 1,00 x 0,97 x 0,87 x 1,00
C = 5063,4 smp/jam
􀂾 Analisa Tingkat Pelayanan Jalan
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja jalan adalah
derajat kejenuhan (degree of saturation = DS), kecepatan dan waktu tempuh.
DS merupakan perbandingan antara arus yang lewat dan kapasitas
jalan (DS = Q/C). Sesuai dengan MKJI , besar derajat kejenuhan maksimum yang
masih diperbolehkan adalah 0,75. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari itu,
maka sebaiknya direncanakan alternatif pemecahan, yang akan dibahas pada bab
selanjutnya.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 14
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Derajat Kejenuhan
Besar arus (Q) dihitung dari persamaan :
Q = k x LHR (smp/jam)
dengan k = 0,09 untuk jalan perkotaan ( MKJI )
Perhitungan LHR disesuaikan dengan umur rencana pada perencanaan, yaitu
20 tahun. Dalam memperkirakan nilai LHR selama umur rencana, dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
LHRn = LHR0 . (1+i)n
Dimana : LHRn = LHR tahun ke-n
LHR0 = LHR awal tahun rencana
i = Faktor pertumbuhan lalu lintas
n = Umur rencana
Umur rencana adalah 20 tahun, namun nilai n yang dimasukkan
ke dalam perhitungan pada Tabel 4.7 di bawah adalah 1 tahun. LHR awal
tahun rencana merupakan data LHR tahun 2007 per 2 arah.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 15
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.7 Perhitungan derajat kejenuhan (DS)
Tahun
LHR (SMP) Arus (Q) Kapasitas (C) DS
Jalan Masuk
Bandara
Eksisting smp/jam smp/jam Q/C
2007 1508.9 135.8 5063.4 0.0268
2008 1645.2 148.1 5063.4 0.0292
2009 1781.5 160.3 5063.4 0.0317
2010 1917.8 172.6 5063.4 0.0341
2011 2054.1 184.9 5063.4 0.0365
2012 2190.4 197.1 5063.4 0.0389
2013 2326.7 209.4 5063.4 0.0414
2014 2463.0 221.7 5063.4 0.0438
2015 2599.3 233.9 5063.4 0.0462
2016 2735.6 246.2 5063.4 0.0486
2017 2871.9 258.5 5063.4 0.0510
2018 3008.2 270.7 5063.4 0.0535
2019 3144.5 283.0 5063.4 0.0559
2020 3280.8 295.3 5063.4 0.0583
2021 3417.1 307.5 5063.4 0.0607
2022 3553.4 319.8 5063.4 0.0632
2023 3689.7 332.1 5063.4 0.0656
2024 3826.0 344.3 5063.4 0.0680
2025 3962.3 356.6 5063.4 0.0704
2026 4098.6 368.9 5063.4 0.0729
2027 4234.9 381.1 5063.4 0.0753
2028 4371.2 393.4 5063.4 0.0777
2029 4507.5 405.7 5063.4 0.0801
2030 4643.8 417.9 5063.4 0.0825
Sumber : Hasil Analisa 2007
Dari hasil perhitungan bisa dilihat, angka derajat kejenuhan masih
dibawah dari standar yang disyaratkan (0,75). Dapat disimpulkan bahwa
sampai tahun 2030, kapasitas jalan masuk bandara ini masih memenuhi syarat
untuk melayani arus lalu lintas yang lewat.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 16
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.3.2 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Akses Baru
Adanya jalan akses yang baru, akan menyebabkan terpisahnya antara
terminal penumpang dengan aktifitas kantor PT. Angkasa Pura I. Maka, arus
kendaraan yang melalui jalan akses eksisting akan berkurang, sehingga tingkat
pelayanan jalan akan bertambah.
1. Volume Lalu Lintas
Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan akses baru, akan dihitung dari awal
jalan dibuka dengan berpedoman volume lalu lintas tahun 2011 sampai
dengan akhir umur rencana yaitu 2030.
2. Kapasitas Jalan Akses Baru
Jalan Akses Baru direncanakan tahun 2007 dan dilaksanakan tahun 2009
dan rencana jalan dibuka tahun 2011 dengan umur rencana pelayanan 20
tahun yaitu sampai dengan tahun 2030. Tingkat kinerja Jalan Lingkar ini
direncanakan minimal dapat melayani arus lalu lintas sampai dengan akhir
umur rencana (20 tahun) sampai dengan 2030 dengan berdasarkan volume
lalu lintas awal (LHR 2011).
Untuk menghitung VJP diperlukan faktor penyesuaian ( k ) yaitu untuk
daerah kota – kota dengan penduduk > 1 juta dan untuk jalan didaerah
pemukiman Faktor k ditentukan antara 8 % - 9 % terhadap LHRT. Untuk
perencanaan Jalan Akses Baru ini diambil nilai Faktor k 9 %, sedangkan untuk
prosentase arus lalu lintas jalan akses baru adalah 50 – 50 sesuai dengan
predisksi yang ada.
Jalan Akses Baru dalam hal ini pada awal jalan dibuka mempunyai tipe
jalan dua lajur dua arah tak terbagi sehingga kapasitas jalan akan sebesar :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar ; diambil sebesar 2900 smp/jam, untuk jalan 2 lajur
tak terbagi 2/2 UD( tabel 2.15).
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; diambil sebesar 1,14
untuk lebar jalur 8 meter ( Tabel 2.16 ).
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 17
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk Pemisah Arah ; diambil 1,00
untuk lalu lintas 50 – 50 ( Tabel 2.17).
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping ; diambil 0,86 yaitu untuk
kelas hambatan samping tinggi dan jarak kerep penghalang 1 meter (
Tabel 2.18).
FCcs = Faktor penyesuaian Ukuran Kota ; diambil 1,00 untuk jumlah
penduduk 1 – 3 juta jiwa ( Tabel 2.20).
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = 2900 x 1,14 x 1,00 x 0,86 x 1,00 = 2843,16 smp/jam
3. Analisa Pemisahan Arus Lalu Lintas
Pemisahan arus terjadi setelah jalan akses yang baru selesai dibangun,
yaitu pada awal tahun 2011. Tabel 4.10 menunjukkan estimasi jumlah
LHR selama masa perencanaan dan masa pelaksanaan, sesuai angka
pertumbuhan yang telah dianalisa. Adapun asumsi pemisahan arus lalu
lintas sebesar 10 % dari semua golongan. Pemisahan arus seperti di atas
baru terjadi setelah jalan akses yang baru selesai dibangun, yaitu pada awal
tahun 2011
Tabel 4.8 LHR tiap golongan kendaraan hingga tahun 2010
Tahun LHR setiap golongan kendaraan (SMP) Total
1 2 3 4 5 6 7
2006 393
586
89
56
2
4
2
1132
2007 453 589 97 35 1 3 1 1179
2008 412 741 45 27 2 1 0 1228
2009 365 740 150 20 1 2 1 1279
2010 552 666 74 34 3 1 2 1332
Sumber : Hasil Analisa 2007
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 18
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Maka, setelah jalan akses selesai dibangun awal tahun 2011, arus lalu lintas
yang masuk adalah seperti terlihat pada Tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.9 LHR pada awal tahun 2011
LHR setiap golongan kendaraan (SMP) Total
1 2 3 4 5 6 7
575 694 77 35 2 3 1 1388
Sumber : Hasil Analisa 2007
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 19
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4. Analisa Tingkat Pelayanan Jalan Akses Baru
Tingkat pelayanan jalan, dalam hal ini adalah derajat kejenuhan (DS),
harus dianalisa apakah setelah dibangunnya jalan akses baru, memang
dapat mengatasi masalah lalu lintas di dalam kota. Nilai DS yang
disyaratkan sesuai MKJI adalah ≤ 0,75. Perhitungan derajat kejenuhan
jalan akses baru, dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini.
Tabel 4.10 Perhitungan derajat kejenuhan (DS)
Jalan Akses Baru
Tahun
LHR (SMP) Arus (Q) Kapasitas (C) DS
Jalan Akses
Baru smp/jam smp/jam Q/C
2007 1508.9 135.8 2843.16 0.0478
2008 1645.2 148.1 2843.16 0.0521
2009 1781.5 160.3 2843.16 0.0564
2010 1917.8 172.6 2843.16 0.0607
2011 2054.1 184.9 2843.16 0.0650
2012 2190.4 197.1 2843.16 0.0693
2013 2326.7 209.4 2843.16 0.0737
2014 2463.0 221.7 2843.16 0.0780
2015 2599.3 233.9 2843.16 0.0823
2016 2735.6 246.2 2843.16 0.0866
2017 2871.9 258.5 2843.16 0.0909
2018 3008.2 270.7 2843.16 0.0952
2019 3144.5 283.0 2843.16 0.0995
2020 3280.8 295.3 2843.16 0.1039
2021 3417.1 307.5 2843.16 0.1082
2022 3553.4 319.8 2843.16 0.1125
2023 3689.7 332.1 2843.16 0.1168
2024 3826.0 344.3 2843.16 0.1211
2025 3962.3 356.6 2843.16 0.1254
2026 4098.6 368.9 2843.16 0.1297
2027 4234.9 381.1 2843.16 0.1341
2028 4371.2 135.8 2843.16 0.0478
2029 4507.5 148.1 2843.16 0.0521
2030 4643.8 160.3 2843.16 0.0564
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 20
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.3.3 Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas yang dipakai sebagai ukuran kinerja lalu lintas dalam
MKJI adalah kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) dengan mengalikan faktor
Fvo, FVw, FFVsf, dan FFcs dengan rumus :
FV = ( FV0 + FVW ) x FFVSF x FFVCS
Dimana ; FV0 untuk tipe jalan 4/2 UD = 53 km/jam (Tabel 2.11)
FVW untuk lebar jalur 3,50 meter = 0,00 km/jam (Tabel 2.12)
FFVSF untuk hambatan samping tinggi dengan lebar bahu 1 meter = 0,87 (Tabel
2.13)
FFVCS untuk jumlah penduduk sebanyak 1,0 – 3,0 juta jiwa = 1,00 (Tabel 2.14)
Maka : FV = (53 + 0) x 0,87 x 1,00 = 46,11 km/jam
Berdasarkan kecepatan arus bebas tersebut diatas maka dipakai kecepatan
rencana maksimum sebesar 60 km/jam.
4.4. Analisa Data Tanah
Dari data yang kami dapat dari Lab. Mekanika Tanah Jurusan T. Sipil
UNDIP , CBR Lapangan untuk daerah bandara dan sekitarnya ada 10 titik.
Contoh Perhitungan untuk titik 1 :
Saringan 0,1” : 45,03 Nilai CBR = x 100 % = 4,503 %
Saringan 0,2” : 49,12 Nilai CBR = x 100 % = 3,27 %
Dari kedua saringan tersebut diambil rata-rata nilai CBR nya :
= 3,887 %
Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai Sar. 0,1" (%) 4,503 1,842 1,228 2,149 1,842 2,558 2,047 1,74 1,74 1,535
CBR Sar. 0,2" (%) 3,27 1,592 1,001 1,455 1,41 2,638 1,637 0,955 1,091 1,046
Rata-rata (%) 3,887 1,717 1,115 1,802 1,649 2,598 1,842 1,348 1,416 1,291
1000
45 ,03
1500
49 ,12
2
4,503%+3,27%
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan CBR
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 21
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.12. Data CBR untuk Jalan Akses Baru Bandara
Nilai
CBR
(%)
Jumlah Jumlah lebih besar
atau sama dengan
Jumlah lebih besar atau
sama dengan (%)
1.15 1 10 100.00
1.29 1 9 90.00
1.35 1 8 80.00
1.42 1 7 70.00
1.65 1 6 60.00
1.72 1 5 50.00
1.80 1 4 40.00
1.84 1 3 30.00
2.60 1 2 20.00
3.89 1 1 10.00
10
Sumber : Hasil Analisa 2007
Nilai CBR yang mewakili adalah nilai yang didapat dari angka presentase 90%
(PPTPLJR SKBI-2.3.26. 1987 hal. 12)
Gambar 4.2. Dari Grafik didapat CBR yang mewakili (90%) adalah 1,291 %.
1,291
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 22
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.5 Analisa Data Hidrologi
Analisa data hidrologi dimaksudkan untuk menentukan besarnya
intensitas curah hujan (I). Data yang digunakan adalah data curah hujan
dengan periode ulang 5 tahun. Lokasi stasiun curah hujan di daerah Semarang.
Intensitas curah hujan ini digunakan untuk :
− Mendimensi tebal perkerasan lentur, yaitu untuk mendapatkan nilai faktor
regional (FR). Data yang dipergunakan yaitu data curah hujan bulanan.
Nilai intensitas yang diperlukan yaitu intensitas curah hujan rata-rata per
tahun (mm/tahun).
− Menentukan dimensi saluran samping, gorong-gorong maupun fasilitas
drainase lainnya. Data yang dipergunakan yaitu data curah hujan harian
maksimum (RRmax). Nilai intensitas yang didapatkan yaitu intensitas curah
hujan per jam (mm/jam).
4.5.1. Intensitas Curah Hujan Rata-rata per Tahun
Tabel 4.15 merupakan rekapitulasi data curah hujan tahunan di Stasiun
Curah Hujan Semarang. Untuk mencari curah hujan rata-rata per tahun
dihitung dengan rata-rata hitung biasa, dengan jumlah data sebanyak 5tahun.
Tabel 4.13. Data Jumlah Curah Hujan Tahunan
Tahun
Jumlah curah hujan
(mm)
2002 113.25
2003 216
2004 165
2005 324
2006 689
1507.25
Sumber : BMG Semarang
Maka, besar curah hujan rata-rata per tahun = ΣI / n
= 1507.25 / 10
= 150.725 mm / tahun
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 23
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.5.2. Intensitas Curah Hujan Per Jam
Perhitungan standar deviasi data curah hujan bisa dilihat pada Tabel
4.16 berikut ini.
Tabel 4.14.
Perhitungan standar deviasi curah hujan harian maksimum
Tahun
Hujan harian
max (mm)
(xi)
Deviasi
(xi - xr) (xi - xr)2
2002 113.5 -37.25 1387.5625
2003 216 65.25 4257.5625
2004 165 14.25 203.0625
2005 324 173.25 30015.5625
2006 689 538.25 289713.063
1507.5 325576.813
Xr = Σxi / n
= 1507.25 / 10 = 150,725 mm
Sx = (xi − xr)2 / n
= 180.4375 mm
XT = ( T n)
n
x
r Y Y
S
x + S − dimana YT = 1,4999 (Lihat Bab 2.5.2)
Yn
= 0,4952 (Lihat Bab 2.5.2)
Sn
= 0,9496 (Lihat Bab 2.5.2)
XT = 341.657254mm
I = (90 % x XT) / 4
= (90 % x 99,7589) / 4 = 76.87 mm/jam
Nilai intensitas yang didapat, kemudian diplotkan pada kurva basis
(Gambar 4.2 di bawah), dengan waktu intensitas = 75 menit. Tarik garis
lengkung searah dengan garis lengkung kurva basis. Kurva ini merupakan
garis lengkung intensitas hujan rencana. Dari gambar dapat dilihat bahwa
nilai intensitas hujan rencana terkecil adalah 30 mm/jam, sedangkan nilai I
yang didapatkan dari hasil perhitungan di atas adalah 76.87 > 30 mm/jam.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 24
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Maka lengkung basis dibuat berdasarkan nilai terkecil yang ada, yaitu 30
mm/jam, sehingga didapatkan lengkung basis sebagai berikut :
Gambar 4.3. Kurva basis
Gambar 4.4. Lengkung durasi Intensitas curah hujan Kota Semarang
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 25
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
− Menghitung Waktu Konsentrasi (TC)
T aspal
0,167
0,02
3,28 7,00 0,013
3
2
⎟ ⎟


⎜ ⎜


= × × ×
=1,188 menit
T bahu
0,167
0,04
3,28 2,00 0,10
3
2
⎟ ⎟


⎜ ⎜


= × × ×
=1,114 menit
T tanah
0,167
0,366
3,28 100 0,20
3
2
⎟ ⎟


⎜ ⎜


= × × ×
=1,754 menit
Maka didapatkan besar T1 = 1,188 + 1,114 + 1,754 = 4,056 menit
T2
60 1,5
1000
×
= = 11,111 menit
Maka besar TC = 4,056 + 11,111 = 15,167 menit
− Nilai Intensitas Hujan Maksimum
I maksimum didapat dengan mengeplotkan nilai TC secara vertikal
pada lengkung basis di atas hingga menyentuh lengkung intensitas rencana
yang telah tergambar sebelumnya. Nilai Imaks adalah nilai pada sumbu ordinat,
yaitu 153 mm/jam.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 26
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.5.3. DAS Sungai Siangker
Kali Siangker dengan kemiringan sungai adalah l = 1/1.680 =
0,000595. Debit banjir rencana Q50 = 43 m3/detik (sumber : Analisa Dampak
Lingkungan Reklamasi Pantai Marina Semarang, PSDA Jateng, 2005)
Gambar 4.5. Kondisi eksisting distribusi debit
banjir K. Silandak dan K. Siangker
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 27
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang

materi  9 "KONSEP DASAR DAN ANALISA OLAH DATA"




ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Tinjauan Umum
Analisa yang mendalam akan menentukan perencanaan yang matang dan
tepat. Dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara Internasional
Ahmad Yani Semarang ini, analisa dilakukan untuk mendapatkan parameterparameter
yang dibutuhkan dalam tahap perencanaan nantinya. Data yang
diambil adalah data yang didapat dari institusi terkait, hasil pengamatan
langsung, wawancara, maupun dari literatur.
Analisa dalam Perencanaan Akses Menuju Terminal Baru Bandara
Internasional Ahmad Yani Semarang ini adalah
•Analisa data lalu lintas
•Analisa data daya dukung tanah (DDT)
•Analisa data curah hujan
Dari analisa-analisa tersebut diharapkan akan didapatkan parameter
untuk kebutuhan desain yang sesuai dengan kondisi daerah setempat.
4.2 Data Lalu Lintas
Dalam penyelesaian tugas akhir ini, data lalu lintas yang dipergunakan
yaitu data LHR tahun 2002 s/d 2006. LHR Bandara Ahmad Yani Kota
Semarang dipengaruhi oleh LHR dari ruas jalan masuk Bandara eksisting.
Ruas jalan tersebut dipergunakan untuk analisis selanjutnya. Hal ini
karena kendaraan yang tercatat dari ruas jalan ini merupakan lalu lintas
kendaraan yang menuju dan keluar dari Bandara Ahmad Yani Kota Semarang.
Baik jalan eksisting maupun jalan akses baru yang akan direncanakan,
merupakan ruas jalan yang melayani lalu lintas luar kota. Maka, LHR yang
mewakili jenis lalu lintas akses tersebut adalah dari ruas jalan tersebut. Data –
data yang dianalisa yaitu berupa :
1. Data Sekunder
2. Data Primer
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 2
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.2.1 Data Sekunder
Berdasarkan pengamatan LHR dari instansi terkait (Dinas
Perhubungan) untuk kedua ruas jalan diatas didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data LHR 2002– 2006( smp/hari )
Tahun Golongan
LHR Ruas Jalan (smp/hari)
Jalan Akses Bandara Eksisting
2002
1 281
2 472
3 41
4 29
5 6
6 2
7 1
8 0
2003
1 237
2 458
3 37
4 42
5 2
6 5
7 2
8 2
2004
1 348
2 692
3 81
4 62
5 5
6 8
7 4
8 3
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 3
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Lanjutan Tabel 4.1
Tahun Golongan
LHR Ruas Jalan (smp/hari)
Jalan Akses Bandara Eksisting
2005
1 575
2 768
3 92
4 87
5 16
6 7
7 2
8 1
2006
1 393
2 586
3 89
4 56
5 2
6 4
7 2
8 0
Sumber: Dinas Perhubungan Propinsi Jateng (2002 – 2006)
Keterangan golongan kendaraan :
1 = Sepeda motor, sepeda dan roda tiga
2 = Sedan, Jeep dan Station Wagon
3 = Oplet, Pick Up, Suburban, combi, minibus
4 = Mikro truck dan mobil hantaran
5 = Bis
6 = Truck 2 sumbu
7 = Truck 3 sumbu atau lebih, gandengan dan trailer
8 = Kendaraan tak bermotor
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 4
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.2.2 Data Primer
Untuk prediksi lalu lintas yang akan datang maka perlu mengetahui
kondisi lalu lintas kendaraan yang masuk bandara dimana lalu lintas primer
dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung di lapangan yaitu dengan
menghitung kendaraan yang lewat dari semua golongan pada ruas jalan masuk
eksisting bandara Ahmad Yani Semarang. Telah diketahui berdasarkan
wawancara dengan pihak Angkasa Pura I dan Sun Parking Bandara Ahmad
Yani serta berdasarkan frekuensi jadwal keberangkatan dan kedatangan (dapat
dilihat pada lampiran), hari-hari puncak adalah hari Jumat, Sabtu, dan Senin.
Berikut hasil survei dari ketiga hari tersebut :
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Jumat / 29 Juni 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 32 57 0 0 0 0 0 0
06.15-06.30 37 55 0 0 0 0 0 0
06.30-06.45 40 68 4 0 0 0 0 0
06.45-07.00 17 69 2 5 1 0 0 0
07.00-07.15 30 58 0 3 0 0 0 0
07.15-07.30 2 65 1 0 0 0 0 0
07.30-07.45 47 59 5 0 2 1 0 0
07.45-08.00 31 79 2 7 1 0 1 0
Siang
12.00-12.15 28 46 5 0 0 0 0 0
12.15-12.30 13 52 0 0 0 0 0 0
12.30-12.45 10 47 0 3 0 0 0 0
12.45-13.00 8 26 2 1 3 0 0 0
13.00-13.15 5 31 0 5 2 0 0 0
13.15-13.30 7 23 0 0 0 0 0 0
13.30-13.45 24 39 0 0 0 0 0 1
13.45-14.00 3 43 0 0 0 0 0 0
Sore
16.00-16.15 30 63 7 12 2 1 0 0
16.15-16.30 34 54 10 15 0 0 0 0
16.30-16.45 28 59 0 11 0 0 0 0
16.45-17.00 17 66 0 8 0 2 0 1
17.00.17.15 38 49 17 5 1 0 0 0
17.15-17.30 22 43 0 9 3 0 0 0
17.30-17.45 19 72 0 0 0 0 0 0
17.45-18.00 21 45 3 2 0 0 0 0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 5
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Sabtu / 30 Juni 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 27 35 3 0 0 0 0 0
06.15-06.30 25 47 0 0 0 0 0 0
06.30-06.45 14 49 0 1 0 0 0 0
06.45-07.00 30 32 2 0 0 0 0 0
07.00-07.15 21 51 4 3 2 0 0 0
07.15-07.30 17 42 0 0 0 1 0 0
07.30-07.45 16 41 0 5 1 0 0 0
07.45-08.00 14 24 4 2 1 0 0 0
Siang
12.00-12.15 8 30 1 0 0 0 0 0
12.15-12.30 12 32 0 0 0 0 0 0
12.30-12.45 14 40 0 0 0 0 0 0
12.45-13.00 5 45 0 0 0 1 0 0
13.00-13.15 17 52 0 0 1 0 0 0
13.15-13.30 21 51 4 0 0 0 0 0
13.30-13.45 11 43 2 2 0 0 0 0
13.45-14.00 18 37 3 1 1 0 0 0
Sore
16.00-16.15 23 43 0 1 1 0 0 0
16.15-16.30 21 42 0 0 0 0 0 2
16.30-16.45 22 46 0 0 2 0 0 0
16.45-17.00 15 31 4 3 0 0 0 1
17.00.17.15 12 30 2 0 0 0 0 0
17.15-17.30 27 37 0 0 4 1 0 0
17.30-17.45 18 47 1 2 2 0 0 0
17.45-18.00 19 51 1 0 2 0 0 0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 6
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Hasil Survei Lalu Lintas
Hari / Tanggal : Senin / 2 Juli 2007
Ruas Jalan : Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Waktu 1 2 3 4 5 6 7 8
Pagi
06.00-06.15 35 67 2 4 0 0 0 0
06.15-06.30 41 61 0 2 0 0 0 0
06.30-06.45 28 52 5 0 0 1 0 0
06.45-07.00 15 66 0 7 2 0 0 0
07.00-07.15 36 64 0 0 1 1 0 0
07.15-07.30 40 69 6 0 0 0 0 0
07.30-07.45 39 77 2 8 0 0 0 0
07.45-08.00 18 74 2 4 1 0 0 0
Siang
12.00-12.15 20 35 0 1 0 0 0 0
12.15-12.30 18 44 0 0 0 0 1 0
12.30-12.45 22 33 2 0 0 0 0 0
12.45-13.00 13 37 0 2 2 0 0 0
13.00-13.15 17 47 0 3 0 1 0 1
13.15-13.30 24 20 1 0 0 0 0 0
13.30-13.45 25 23 0 0 0 0 0 0
13.45-14.00 27 36 1 2 3 1 0 0
Sore
16.00-16.15 41 44 0 1 3 0 1 0
16.15-16.30 39 47 0 0 1 0 0 0
16.30-16.45 27 52 2 4 0 0 0 1
16.45-17.00 36 45 0 3 2 2 1 0
17.00.17.15 22 46 0 0 0 1 0 2
17.15-17.30 40 51 1 1 0 0 0 2
17.30-17.45 24 47 3 0 0 1 0 0
17.45-18.00 25 49 2 0 2 1 0 0
Gambar 4.1. Foto-foto survey di Ruas Jalan Masuk
Bandara Eksisting
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 7
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
A. Volume Jam Puncak
Volume jam puncak adalah volume lalu lintas terbesar yang terjadi
selama satu jam pengamatan untuk masing – masing arah. Data hasil pengamatan
di atas merupakan data traffic counting dalam kendaraan per 15 menit. Untuk
mencari jam puncak yang terjadi selama 2 jam dilakukan pengamatan dalam 3
tahap. Maka dari hasil survei beberapa lokasi yang dipergunakan sebagai
pedoman VJP dan dipergunakan pula sebagai perhitungan selanjutnya adalah
pengamatan kendaraan – kendaraan yang lewat pada ruas jalan masuk bandara
eksisting pada hari Senin waktu pagi hari ( 06.00 – 07.00 ).
Di bawah ini hasil estimasi VJP berdasarkan variasi yang terjadi selama dua jam
pada ruas jalan masuk bandara eksisting.
Tabel 4.2 VJP arah masuk bandara / 1a
Jam Survei LHR setiap golongan kendaraan (kendaraan) total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 35 67 2 4 0 0 0 0 108
06.15-06.30 41 61 0 2 0 0 0 0 104
06.30-06.45 28 52 5 0 0 1 0 0 86
06.45-07.00 15 66 0 7 2 0 0 0 90
Jumlah 119 246 7 13 2 1 0 0 388
Jam Survei
Indeks
EMP
LHR setiap golongan kendaraan (smp)
0.25 1 1 1 2.5 2.5 3 7 total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 8.75 67 2 4 0 0 0 0 79.75
06.15-06.30 10.25 61 0 2 0 0 0 0 73.25
06.30-06.45 7 52 5 0 0 2.5 0 0 66.5
06.45-07.00 3.75 66 0 7 5 0 0 0 81.75
Jumlah 29.75 246 7 13 5 2.5 0 0 301.25
Sumber : analisa data primer
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 8
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.3 VJP arah keluar bandara / 1b
Jam Survei LHR setiap golongan kendaraan (kendaraan) total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 22 37 2 0 0 0 0 0 61
06.15-06.30 15 63 0 7 2 0 0 0 87
06.30-06.45 39 79 2 8 0 0 0 0 128
06.45-07.00 41 61 0 2 0 0 0 0 104
Jumlah 117 240 4 17 2 0 0 0 380
Jam Survei
Indeks EMP
LHR setiap golongan kendaraan (smp)
0.25 1 1 1 2.5 2.5 3 7 total
1 2 3 4 5 6 7 8
06.00-06.15 5.5 37 2 0 0 0 0 0 44.5
06.15-06.30 3.75 63 0 7 5 0 0 0 78.75
06.30-06.45 9.75 79 2 8 0 0 0 0 98.75
06.45-07.00 10.25 61 0 2 0 0 0 0 73.25
Jumlah 29.25 240 4 17 5 0 0 0 295.25
Sumber : analisa data primer
B. Volume Lalu Lintas Harian Rata – Rata (VLHR)
− Data Primer
Volume Harian Rata – Rata (LHRT) dihitung berdasarkan VJP dari hasil
survei lapangan dan selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus
LHRT dari MKJI sebagai berikut :
Rumus : LHRT = (Qdh / k), dimana Qdh = VJP
VLHR = (VJP / k), dimana nilai k = 0,09
Menurut MKJI untuk daerah kota – kota dengan penduduk > 1 juta dan
untuk jalan didaerah pemukiman, nilai faktor k diambil sebesar 9 %, maka
volume lalu lintas jalan masuk bandara tahun 2007 adalah sebagai berikut :
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 9
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.4 Data VLHR Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
no Jenis Kend arah Masuk
VJP
1 / k
VLHR 2007
Kend smp Kend smp
1 Sepeda Motor 119 29.75 11.1111 1322.22 330.55
2 Mobil 246 246 11.1111 2733.33 2733.33
3 Opelet, Minibus 7 7 11.1111 77.78 77.78
4 Mobil Hantaran 13 13 11.1111 144.44 144.44
5 Bus Besar 2 5 11.1111 22.22 55.55
6 Truk 2 as 1 2.5 11.1111 11.11 27.78
7 Truk 3 as / trailler 1 1.5 11.1111 11.11 16.66
8 Kend tak Bermotor 0 0 11.1111 0 0
Jumlah 389 304.75 4322.21 3386.09
No Jenis Kend arah Keluar
VJP 1 / k VLHR 2007
Kend smp Kend smp
1 Sepeda Motor 117 29.25 11.1111 1299.99 324.99
2 Mobil 240 240 11.1111 2666.66 2666.66
3 Opelet, Minibus 4 4 11.1111 44.44 44.44
4 Mobil Hantaran 17 17 11.1111 188.89 188.89
5 Bus Besar 2 5 11.1111 22.22 55.55
6 Truk 2 as 0 0 11.1111 0 0
7 Truk 3 as/trailler 0 0 11.1111 0 0
8 Kend tak Bermotor 0 0 11.1111 0 0
Jumlah 380 295.25 4222.2 3280.53
Sumber : Analisa data primer
4.3 Analisa Angka Pertumbuhan Lalu Lintas
Prediksi tingkat pertumbuhan lalu lintas (i) didapat berdasarkan data
LHR total pada Tabel 4.1 di atas. Dari masing-masing ruas jalan dicari tingkat
pertumbuhan lalu lintasnya, dengan menggunakan analisis regresi linear (lihat
tabel 4.5). Setelah persamaan regresinya diketahui, kemudian bisa dicari angka
pertumbuhan tiap tahun (Tabel 4.6).
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 10
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.5 Analisis regresi LHR Jalan Masuk Eksisting Bandara (Jl. Puad A. Yani)
n Tahun LHR (Y) Tahun Ke- (X) XY Y^2 X^2 X - Xr (X - Xr)^2 Y - Yr (Y - Yr)^2 Sxy
1 2002 832.0 1 832.0 692224.0 1 -2 4 -268.0 71824.00 536.00
2 2003 785.0 2 1570.0 616225.0 4 -1 1 -315.0 99225.00 315.00
3 2004 1203.0 3 3609.0 1447209.0 9 0 0 103.0 10609.00 0.00
4 2005 1548.0 4 6192.0 2396304.0 16 1 1 448.0 200704.00 448.00
5 2006 1132.0 5 5660.0 1281424.0 25 2 4 32.0 1024.00 64.00
5 5500 15 17863.0 6433386.0 55 0.0 10.00 0.0 383386.00 1363.00
Xr = 3 Sxx = 10 b = 136.30 Maka, rumus regresi linear adalah : Y = a + bx
Yr = 1100 Syy = 383386.00 a = 691.10 Y = 691.1 + 136.3 X
Sxy = 1363.0
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 11
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
in 1 − ⎟⎠

⎜⎝
⎛ −
=
A
B A dan i rata-rata = i
dimana : B = LHR tahun ke-n
A = LHR tahun sebelumnya
i = Angka pertumbuhan ruas Jalan Masuk Eksisting Bandara
(Jl. Puad A. Yani)
Tabel 4.6. Perhitungan Angka pertumbuhan ruas Jalan Masuk Eksisting
Bandara (Jl. Puad A. Yani)
Tahun
Tahun Ke-
(X) LHR (Y) i (%)
2007 6 1508.9
2008 7 1645.2 0.09033
2009 8 1781.5 0.08285
2010 9 1917.8 0.07651
2011 10 2054.1 0.07107
2012 11 2190.4 0.06636
2013 12 2326.7 0.06223
2014 13 2463.0 0.05858
2015 14 2599.3 0.05534
2016 15 2735.6 0.05244
2017 16 2871.9 0.04982
2018 17 3008.2 0.04746
2019 18 3144.5 0.04531
2020 19 3280.8 0.04335
2021 20 3417.1 0.04154
2022 21 3553.4 0.03989
2023 22 3689.7 0.03836
2024 23 3826.0 0.03694
2025 24 3962.3 0.03562
2026 25 4098.6 0.03440
2027 26 4234.9 0.03326
2028 27 4371.2 0.03218
2029 28 4507.5 0.03118
2030 29 4643.8 0.03024
Total i (%) = 1.15525
Rata-rata = 0.0481354
Angka Pertumbuhan = 4.814 %
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 12
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Keterangan :
• Tahun 2007 – 2009 merupakan masa perencanaan.
• Tahun 2009 – 2011 merupakan masa pelaksanaan.
• Tahun 2011 – 2030 merupakan umur rencana, yaitu selama 20 tahun.
Dari hasil perhitungan didapatkan angka pertumbuhan lalu lintas Bandara
Ahmad Yani Semarang adalah 4,81 % per tahun. Angka pertumbuhan ini akan
digunakan untuk memprediksikan besar LHR hingga umur rencana yang ditentukan.
4.3.1 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Existing
Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan existing 2007 sampai 2030
apakah masih mampu melayani arus lalu lintas, maka dilakukan perhitungan
dengan membandingkan volume lalu lintas dengan kapasitas jalan tersebut
(C), yaitu bila dihasilkan angka ≤ 0,75 berarti jalan masih mampu melayani
arus lalu lintas dengan baik. Bila sudah > 0,75 berarti jalan sudah mulai sering
macet dan tidak mampu untuk melayani arus lalu lintas.
Dari tabel 4.1. diatas, ditentukan salah satu ruas yang paling rendah
tingkat pelayanannya secara visual. Berdasarkan pengamatan langsung di
lapangan ruas jalan yang dipilih adalah Jalan Arteri Utara. Jalan tersebut
dipilih karena :
• Aktivitas samping jalan tinggi akibat adanya PRPP, sekolah, Perkantoran
Instansi Pemerintah, dan jalan masuk ke Pantai Marina
• Tingginya kepadatan (density) pada Jalan Arteri Utara diakibatkan
volume lalu lintas yang melewati ruas ini.
Berikut ini adalah parameter-parameter dari ruas Jalan Arteri Utara.
− Tipe jalan : Empat - lajur dua-arah tak terbagi (4/2 UD)
− Fungsi jalan : arteri primer
− Tipe daerah : perindustrian, pendidikan, pariwisata
− Lebar jalan : 14,5 meter
− Lebar bahu jalan : sisi kiri 3,5 meter dan sisi kanan tidak ada.
− Lebar trotoar : 1 meter untuk sisi kiri dan sisi kanan tidak ada
− Kelandaian jalan : datar
− Saluran drainase bersifat terbuka.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 13
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Maka dari hasil pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa daerah
perindustrian dan pariwisata dengan aktivitas sisi jalan tinggi, disimpulkan
bahwa kelas hambatan samping pada Jalan Akses Bandara Eksisting adalah
“tinggi (H)”.
􀂾 Menghitung kapasitas Jalan Akses Bandara Eksisting
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam).
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar ; diambil sebesar 4 x 1500 = 6000 smp/jam, untuk
jalan 4 lajur tak terbagi ( tabel 2.15).
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; diambil sebesar 1,00
untuk lebar jalur 3,50 meter ( Tabel 2.16 ).
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk Pemisah Arah ; diambil 0,97
untuk lalu lintas 60 – 40 ( Tabel 2.17 ).
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping ; diambil 0,95 yaitu untuk
kelas hambatan samping tinggi dan jarak kerep penghalang ≥ 2,00
meter ( Tabel 2.18 ).
FCcs = Faktor penyesuaian Ukuran Kota ; diambil 1,00 untuk jumlah
penduduk 1 – 3 juta jiwa ( Tabel 2.20 )
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = 6000 x 1,00 x 0,97 x 0,87 x 1,00
C = 5063,4 smp/jam
􀂾 Analisa Tingkat Pelayanan Jalan
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja jalan adalah
derajat kejenuhan (degree of saturation = DS), kecepatan dan waktu tempuh.
DS merupakan perbandingan antara arus yang lewat dan kapasitas
jalan (DS = Q/C). Sesuai dengan MKJI , besar derajat kejenuhan maksimum yang
masih diperbolehkan adalah 0,75. Apabila hasil yang didapat lebih besar dari itu,
maka sebaiknya direncanakan alternatif pemecahan, yang akan dibahas pada bab
selanjutnya.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 14
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Derajat Kejenuhan
Besar arus (Q) dihitung dari persamaan :
Q = k x LHR (smp/jam)
dengan k = 0,09 untuk jalan perkotaan ( MKJI )
Perhitungan LHR disesuaikan dengan umur rencana pada perencanaan, yaitu
20 tahun. Dalam memperkirakan nilai LHR selama umur rencana, dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :
LHRn = LHR0 . (1+i)n
Dimana : LHRn = LHR tahun ke-n
LHR0 = LHR awal tahun rencana
i = Faktor pertumbuhan lalu lintas
n = Umur rencana
Umur rencana adalah 20 tahun, namun nilai n yang dimasukkan
ke dalam perhitungan pada Tabel 4.7 di bawah adalah 1 tahun. LHR awal
tahun rencana merupakan data LHR tahun 2007 per 2 arah.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 15
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.7 Perhitungan derajat kejenuhan (DS)
Tahun
LHR (SMP) Arus (Q) Kapasitas (C) DS
Jalan Masuk
Bandara
Eksisting smp/jam smp/jam Q/C
2007 1508.9 135.8 5063.4 0.0268
2008 1645.2 148.1 5063.4 0.0292
2009 1781.5 160.3 5063.4 0.0317
2010 1917.8 172.6 5063.4 0.0341
2011 2054.1 184.9 5063.4 0.0365
2012 2190.4 197.1 5063.4 0.0389
2013 2326.7 209.4 5063.4 0.0414
2014 2463.0 221.7 5063.4 0.0438
2015 2599.3 233.9 5063.4 0.0462
2016 2735.6 246.2 5063.4 0.0486
2017 2871.9 258.5 5063.4 0.0510
2018 3008.2 270.7 5063.4 0.0535
2019 3144.5 283.0 5063.4 0.0559
2020 3280.8 295.3 5063.4 0.0583
2021 3417.1 307.5 5063.4 0.0607
2022 3553.4 319.8 5063.4 0.0632
2023 3689.7 332.1 5063.4 0.0656
2024 3826.0 344.3 5063.4 0.0680
2025 3962.3 356.6 5063.4 0.0704
2026 4098.6 368.9 5063.4 0.0729
2027 4234.9 381.1 5063.4 0.0753
2028 4371.2 393.4 5063.4 0.0777
2029 4507.5 405.7 5063.4 0.0801
2030 4643.8 417.9 5063.4 0.0825
Sumber : Hasil Analisa 2007
Dari hasil perhitungan bisa dilihat, angka derajat kejenuhan masih
dibawah dari standar yang disyaratkan (0,75). Dapat disimpulkan bahwa
sampai tahun 2030, kapasitas jalan masuk bandara ini masih memenuhi syarat
untuk melayani arus lalu lintas yang lewat.
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 16
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.3.2 Analisa Tingkat Kinerja Jalan Akses Baru
Adanya jalan akses yang baru, akan menyebabkan terpisahnya antara
terminal penumpang dengan aktifitas kantor PT. Angkasa Pura I. Maka, arus
kendaraan yang melalui jalan akses eksisting akan berkurang, sehingga tingkat
pelayanan jalan akan bertambah.
1. Volume Lalu Lintas
Untuk mengetahui tingkat kinerja jalan akses baru, akan dihitung dari awal
jalan dibuka dengan berpedoman volume lalu lintas tahun 2011 sampai
dengan akhir umur rencana yaitu 2030.
2. Kapasitas Jalan Akses Baru
Jalan Akses Baru direncanakan tahun 2007 dan dilaksanakan tahun 2009
dan rencana jalan dibuka tahun 2011 dengan umur rencana pelayanan 20
tahun yaitu sampai dengan tahun 2030. Tingkat kinerja Jalan Lingkar ini
direncanakan minimal dapat melayani arus lalu lintas sampai dengan akhir
umur rencana (20 tahun) sampai dengan 2030 dengan berdasarkan volume
lalu lintas awal (LHR 2011).
Untuk menghitung VJP diperlukan faktor penyesuaian ( k ) yaitu untuk
daerah kota – kota dengan penduduk > 1 juta dan untuk jalan didaerah
pemukiman Faktor k ditentukan antara 8 % - 9 % terhadap LHRT. Untuk
perencanaan Jalan Akses Baru ini diambil nilai Faktor k 9 %, sedangkan untuk
prosentase arus lalu lintas jalan akses baru adalah 50 – 50 sesuai dengan
predisksi yang ada.
Jalan Akses Baru dalam hal ini pada awal jalan dibuka mempunyai tipe
jalan dua lajur dua arah tak terbagi sehingga kapasitas jalan akan sebesar :
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
Keterangan :
C = Kapasitas (smp/jam).
Co = Kapasitas dasar ; diambil sebesar 2900 smp/jam, untuk jalan 2 lajur
tak terbagi 2/2 UD( tabel 2.15).
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas ; diambil sebesar 1,14
untuk lebar jalur 8 meter ( Tabel 2.16 ).
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 17
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
FCsp = Faktor penyesuaian kapasitas untuk Pemisah Arah ; diambil 1,00
untuk lalu lintas 50 – 50 ( Tabel 2.17).
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping ; diambil 0,86 yaitu untuk
kelas hambatan samping tinggi dan jarak kerep penghalang 1 meter (
Tabel 2.18).
FCcs = Faktor penyesuaian Ukuran Kota ; diambil 1,00 untuk jumlah
penduduk 1 – 3 juta jiwa ( Tabel 2.20).
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
C = 2900 x 1,14 x 1,00 x 0,86 x 1,00 = 2843,16 smp/jam
3. Analisa Pemisahan Arus Lalu Lintas
Pemisahan arus terjadi setelah jalan akses yang baru selesai dibangun,
yaitu pada awal tahun 2011. Tabel 4.10 menunjukkan estimasi jumlah
LHR selama masa perencanaan dan masa pelaksanaan, sesuai angka
pertumbuhan yang telah dianalisa. Adapun asumsi pemisahan arus lalu
lintas sebesar 10 % dari semua golongan. Pemisahan arus seperti di atas
baru terjadi setelah jalan akses yang baru selesai dibangun, yaitu pada awal
tahun 2011
Tabel 4.8 LHR tiap golongan kendaraan hingga tahun 2010
Tahun LHR setiap golongan kendaraan (SMP) Total
1 2 3 4 5 6 7
2006 393
586
89
56
2
4
2
1132
2007 453 589 97 35 1 3 1 1179
2008 412 741 45 27 2 1 0 1228
2009 365 740 150 20 1 2 1 1279
2010 552 666 74 34 3 1 2 1332
Sumber : Hasil Analisa 2007
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 18
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Maka, setelah jalan akses selesai dibangun awal tahun 2011, arus lalu lintas
yang masuk adalah seperti terlihat pada Tabel 4.11 di bawah ini.
Tabel 4.9 LHR pada awal tahun 2011
LHR setiap golongan kendaraan (SMP) Total
1 2 3 4 5 6 7
575 694 77 35 2 3 1 1388
Sumber : Hasil Analisa 2007
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 19
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4. Analisa Tingkat Pelayanan Jalan Akses Baru
Tingkat pelayanan jalan, dalam hal ini adalah derajat kejenuhan (DS),
harus dianalisa apakah setelah dibangunnya jalan akses baru, memang
dapat mengatasi masalah lalu lintas di dalam kota. Nilai DS yang
disyaratkan sesuai MKJI adalah ≤ 0,75. Perhitungan derajat kejenuhan
jalan akses baru, dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini.
Tabel 4.10 Perhitungan derajat kejenuhan (DS)
Jalan Akses Baru
Tahun
LHR (SMP) Arus (Q) Kapasitas (C) DS
Jalan Akses
Baru smp/jam smp/jam Q/C
2007 1508.9 135.8 2843.16 0.0478
2008 1645.2 148.1 2843.16 0.0521
2009 1781.5 160.3 2843.16 0.0564
2010 1917.8 172.6 2843.16 0.0607
2011 2054.1 184.9 2843.16 0.0650
2012 2190.4 197.1 2843.16 0.0693
2013 2326.7 209.4 2843.16 0.0737
2014 2463.0 221.7 2843.16 0.0780
2015 2599.3 233.9 2843.16 0.0823
2016 2735.6 246.2 2843.16 0.0866
2017 2871.9 258.5 2843.16 0.0909
2018 3008.2 270.7 2843.16 0.0952
2019 3144.5 283.0 2843.16 0.0995
2020 3280.8 295.3 2843.16 0.1039
2021 3417.1 307.5 2843.16 0.1082
2022 3553.4 319.8 2843.16 0.1125
2023 3689.7 332.1 2843.16 0.1168
2024 3826.0 344.3 2843.16 0.1211
2025 3962.3 356.6 2843.16 0.1254
2026 4098.6 368.9 2843.16 0.1297
2027 4234.9 381.1 2843.16 0.1341
2028 4371.2 135.8 2843.16 0.0478
2029 4507.5 148.1 2843.16 0.0521
2030 4643.8 160.3 2843.16 0.0564
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 20
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
4.3.3 Kecepatan Arus Bebas
Kecepatan arus bebas yang dipakai sebagai ukuran kinerja lalu lintas dalam
MKJI adalah kecepatan arus bebas kendaraan ringan (LV) dengan mengalikan faktor
Fvo, FVw, FFVsf, dan FFcs dengan rumus :
FV = ( FV0 + FVW ) x FFVSF x FFVCS
Dimana ; FV0 untuk tipe jalan 4/2 UD = 53 km/jam (Tabel 2.11)
FVW untuk lebar jalur 3,50 meter = 0,00 km/jam (Tabel 2.12)
FFVSF untuk hambatan samping tinggi dengan lebar bahu 1 meter = 0,87 (Tabel
2.13)
FFVCS untuk jumlah penduduk sebanyak 1,0 – 3,0 juta jiwa = 1,00 (Tabel 2.14)
Maka : FV = (53 + 0) x 0,87 x 1,00 = 46,11 km/jam
Berdasarkan kecepatan arus bebas tersebut diatas maka dipakai kecepatan
rencana maksimum sebesar 60 km/jam.
4.4. Analisa Data Tanah
Dari data yang kami dapat dari Lab. Mekanika Tanah Jurusan T. Sipil
UNDIP , CBR Lapangan untuk daerah bandara dan sekitarnya ada 10 titik.
Contoh Perhitungan untuk titik 1 :
Saringan 0,1” : 45,03 Nilai CBR = x 100 % = 4,503 %
Saringan 0,2” : 49,12 Nilai CBR = x 100 % = 3,27 %
Dari kedua saringan tersebut diambil rata-rata nilai CBR nya :
= 3,887 %
Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut :
Titik 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nilai Sar. 0,1" (%) 4,503 1,842 1,228 2,149 1,842 2,558 2,047 1,74 1,74 1,535
CBR Sar. 0,2" (%) 3,27 1,592 1,001 1,455 1,41 2,638 1,637 0,955 1,091 1,046
Rata-rata (%) 3,887 1,717 1,115 1,802 1,649 2,598 1,842 1,348 1,416 1,291
1000
45 ,03
1500
49 ,12
2
4,503%+3,27%
Tabel 4.11. Hasil Perhitungan CBR
Bab IV Analisa dan Pengolahan Data
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Perencanaan Jalan dan Jembatan Akses Menuju Terminal Baru IV - 21
Bandara Internasional Ahmad Yani Kota Semarang
Tabel 4.12. Data CBR untuk Jalan Akses Baru Bandara
Nilai
CBR
(%)
Jumlah Jumlah lebih besar
atau sama dengan
Jumlah lebih besar atau
sama dengan (%)
1.15 1 10 100.00
1.29 1 9 90.00
1.35 1 8 80.00
1.42 1 7 70.00
1.65 1 6 60.00
1.72 1 5 50.00
1.80 1 4 40.00
1.84 1 3 30.00
2.60 1 2 20.00
3.89 1 1 10.00
10
Sumber : Hasil Analisa 2007
Nilai CBR yang mewakili adalah nilai yang didapat dari angka presentase 90%
(PPTPLJR SKBI-2.3.26. 1987 hal. 12)
Gambar 4.2. Dari Grafik didapat CBR yang mewakili (90%) adalah 1,291 %.
1,291
             
   
MATERI  7 " KONSEP DASAR DAN ANALISA METODE SURVEI LALU LINTAS"



“KONSEP DASAR DAN ANALISA METODE SURVEI LALU LINTAS”


Untuk mendapatkan informasi mengenai karakteristik lalu lintas maka diperlukan untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai prasarana, lalu lintas yang bergerak diatasnya serta perilaku pengguna. Informasi tersebut dianalisis untuk memperoleh unjuk kerja lalu lintas, bila unjuk kerja berada dibawah standar pelayanan minimal, selanjutnya diusulkan perubahan geometrik atau pengaturan penggunaan ruang jalan.
Pada bab ini akan diuraikan jenis-jenis survai yang diperlukan, informasi yang dikumpulkan dalam survai, merumuskan formulir survai, tata cara melakukan survai, serta pengolahan dan penyajian hasil survai yang dilakukan dalam rangka memperbaiki unjuk kerja lalu lintas. 
Survei inventarisasi prasarana jalan
Merupakan survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan, terdiri dari antara lain:
o    panjang ruas jalan;
o    lebar jalan;
o    jumlah lajur lalu lintas;
o    lebar bahu jalan;
o    lebar median;
o    lebar trotoar;
o    lebar drainase,
o    alinyemen horisontal;
o    alinyemen vertikal.



Bagian potongan melintang jalan ditunjukkan dalam gambar berikut:
Survei arus lalu lintas
Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan survei untuk mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas. Besaran arus lalu lintas dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim kemarau ataupun musim hari-hari besar keagamaan), hari pelaksanaan survei(hari pasar), pusat kegiatan, perumahan ataupun pada daerah wisata dan berbagai faktor lainnya; jenis kendaraan yang berlalu lintas (klasifikasi kendaraan);
Informasi yang dikumpulkan
Informasi yang dikumpulkan meliputi:
o    Arus pada ruas
o    Pergerakan dipersimpangan
o    Arus lalu lintas
o    Komposisi kendaraan
o    Volume jam puncak (VJP)
o    Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)
Pengukur arus lalu lintas pneumatis

Metoda pelaksanaan survei
Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu
16.    Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk menghitung arus lalu lintas yang melalui suatu potong jalan, survey ini membutuhkan biaya tenaga kerja yang besar, tapi dapat dilakukan dengan mudah. Permasalahan yang ditemukan dengan survai yang dilakukan secara manual adalah keakuratan dari hasil survai yang sangat tergantung kepada motivasi surveyor yang melakukan survai.
17.    Survei mekanis/elektronis, merupakan survai yang mempergunakan peralatan mekanis ataupun elektronis untuk mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu potong jalan ataupun kawasan di persimpangan. Peralatan survai yang digunakan berupa:
1.        Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur arus lalu lintas dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong jalan, pengukuran dilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang kemudian direkam,
2.        Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang bekerja atas dasar induksi dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop ditanam dibawah permukaan jalan,
3.        Gelombang infra merah/ultra sonik, merupakan perangkat elektronis yang bekerja dengan memancarkan gelombang infra merah ataupun ultrasonik ke kendaraan yang lewat. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas,
4.        Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data menjadi terukur dalam prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas
Survei manual
Untuk mendapatkan gambaran besar arus lalu lintas dan seberapa besar pengaruhnya terhadap kapasitas jalan, maka kendaraan di klasifikasikan menjadi beberapa golongan sebagai berikut: 

Klasifikasi/golongan
Jenis kendaraan
1
Sepedamotor, scoter
2
Sedan, jeep, station wagon
3
Oplet, mikrolet
4
Pick up, box
5a
Bus kecil
5b
Bus besar
6
Mobil truk 2 sumbu
7a
Mobil truk 3 sumbu
7b
Mobil gandengan
7c
Mobil tempelan
8
Kendaraan tidak bermotor
Waktu pelaksanaan survei arus tergantung kepada tujuan pelaksanaan survei, untuk mendapatkan arus lalu lintas harian maka survei dilakukan sepanjang hari, namun dapat dilakukan penyederhanaan dengan melakukan survei 16 jam, sebelum puncak pagi terjadi sampai dengan sesudah puncak sore, hasil kemudian dikonversikan untuk mendapatkan lalu lintas harian, untuk wilayah perkotaan biasanya survei dilakukan antara hari Selasa sampai dengan Kamis, sedangkan hari Jumat memiliki ciri tersendiri karena adanya kegiatan sholat Jumat, hari Sabtu sebagian perkantoran libur dan hari Minggu mempunyai ciri tersendiri yang sangat terpengaruh dengan kegiatan di kawasan yang dilakukan survei.
Survei dengan camera
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam melakukan survei adalah dengan menggunakan camera video yang di digitalisasi untuk kemudian bisa di peroleh informasi mengenai besarnya arus lalu lintas. Camera ditempatkan diatas jalan diarahkan kepada lalu lintas yang akan diukur besar arusnya[1]. Untuk mendeteksi arus lalu lintas dibentuk virtual loop, setiap kali loop dilewati kendaraan akan terdeteksi processor video yang kemudian dihitung sebagai sebuah kendaraan.
Penyajian data arus lalu lintas
Contoh profil jam-an sepanjang hari (24 jam) di kawasan perkotaan
Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:
o    15 menit ter padat,
o    Volume per jam,
o    jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak dalam satu hari, biasanya di perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi yaitu pada saat berangkat kerja/sekolah dan puncak sore pada saat pulang kerja,
o    volume harian, merupakan volume selama 24 jam,
o    volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei yang panjangnya 3 atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan
o    volume rata-rata harian dalam setahun,
o    Volume mingguan,
o    Volume bulanan.
Volume yang sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang diperlukan dalam penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam setahun dibutuhkan dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk menentukan rasio volume per kapasitas.
Survei Kecepatan
Kecepatan ada besaran vektor yang menunjukkan seberapa cepat benda perpindahan. Besar dari vektor ini disebut dengan kelajuan dan dinyatakan dalam satuan meter per detik (m/s atau ms-1), atau kilometer perjam (km/jam)
Ada beberapa jenis kecepatan yang dikumpulkan dalam studi lalu lintas diantaranya: kecepatan sesaat, kecepatan perjalanan, kecepatan ruang waktu. Survei kecepatan biasanya digunakan untuk mengukur kecepatan lalu lintas yang menjadi indikator utam kinerja lalu lintas, tapi disamping itu digunakan untuk analisis potensi kecelakaan, dan digunakan juga untuk analisis kecelakaan.
Kecepatan sesaat
Radar Microdigicam yang digunakan di Brazil
Salah satu indikator kinerja lalu lintas yang penting dalam rekayasa lalu lintas adalah kecepatan sesaat, oleh karena itu pengukuran kecepatan sesaat merupakan satu yang diukur. Kecepatan sesaat biasanya digunakan untuk analisis perilaku masyarakat dalam berlalu-lintas didaerah rawan kecelakaan, tetapi juga digunakan dalam perencanaan perilaku masyarakat dalam penggunaan persimpangan. Tetapi juga digunakan untuk melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran kecepatan, untuk itu biasanya digunakan radar speed gun ataupun perangkat yang lebih canggih lagi dengan menggunakan perangkat elektronik yang dilengkapi dengan camera.
Satuan kecepatan
Rumus yang digunakan untuk mengukur kecepatan adalah:
Beberapa satuan kecepatan lainnya adalah:
o    meter per detik dengan simbol m/detik
o    kilometer per jam dengan simbol km/jam atau kph
o    mil per jam dengan simbol mil/jam atau mph
Metode pengukuran kecepatan sesaat
Ada beberapa cara yang digunakan dalam pengukuran kecepatan sesaat, diantaranya:
29.    Secara manual dilakukan dengan mengukur waktu tempuh jarak tertentu yang dilakukan berkali-kali untuk mendapatkan gambaran kecepatan rata-ratanya dan simpangan bakunya serta percentil ke 85 nya[2]. Semakin banyak contoh yang diambil semakin baik, biasanya digunakan sekurang-kurangnya 30 contoh. Permasalahan dalam pengukuran seperti ini adalah akurasi pengukuran. Dua pengamat ditempatkan terpisah pada jarak tertentu, misalnya 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Pengamat pertama memberi tanda kepada pengamat kedua untuk mengaktifkan stop watch saat kendaraan melewati pengamat pertama. Pengamat kedua mematikan stop watch saat kendaraan melewati pengamat kedua. Kecepatan dihitung dengan membagi jarak (50 m) dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat pertama dan kedua dianggap sebagai kecepatan sesaat. Pengamat pertama atau kedua bisa digantikan cermin yang ditempatkan serong dengan sudut 45 derajat.
30.    Secara mekanis dilalukan dengan menggunakan perangkat mekanis seperti dua pipa pneumatik yang dipasang pada jarak tertentu kemudian jeda waktunya diukur antara kedua pipa dilewati oleh roda kendaraan,
31.    Secara elektronik yang dilakukan dengan menggunakan perangkat elektronik sepertispeed radar gun ataupun dengan menggunakan ultrasonic ataupun infra merah.