Sabtu, 27 April 2019

   Materi  5 "Kecepatan,Kepadatan Arus Lalu Lintas"



 : Perilaku pergerakan arus lalulintas pada suatu ruas jalan dan kemampuan ruas jalan tersebut dalam menampung arus lalulintas perlu mendapat perhatian khusus bagi perencana jalan karena akan menyangkut kualitas dan kuantitas pelayanan dari sistem jaringan jalan secara lebih luas. Volume (Q), kecepatan (U s ), dan kepadatan (D) merupakan tiga parameter utama yang sangat mempengaruhi karakteristik operasional arus lalulintas. Tulisan ini akan menjelaskan adanya saling keterkaitan antara ketiga buah parameter tersebut dan bagaimana pentingnya mengetahui hubungan antara ketiga buah parameter tersebut. PENDAHULUAN Dalam perancangan, perencanaan dan penetapan berbagai kebijaksanaan sistem tansportasi, teori pergerakan arus lalulintas memegang peranan yang sangat penting. Kemampuan menampung arus lalulintas sangat bergantung pada keadaan fisik dari jalan tersebut, baik kualitas maupun kuantitasnya serta karakteristik operasional lalulintasnya. Teori pergerakan arus lalulintas ini akan menjelaskan mengenai kualitas dan kuantitas dari arus lalulintas sehingga dapat diterapkan kebijaksanaan atau pemilihan sistem yang paling tepat untuk menampung lalulintas yang ada. Untuk memenuhi penerapan teori pergerakan lalulintas digunakan metode pendekatan matematis dan fisis untuk menganalisis gejala yang berlangsung dalam arus lalulintas. Salah satu cara pendekatan untuk memahami perilaku lalulintas tersebut adalah dengan menjabarkannya dalam bentuk matematis dan grafis. Suatu peningkatan dalam volume lalulintas akan menyebabkan berubahnya perilaku lalulintas. Secara teoritis terdapat hubungan yang mendasar antara volume dengan kecepatan serta kepadatan. Hubungan antara kecepatan dan arus lalulintas (volume) ini dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan nilai matematis dari kapasitas jalan untuk kondisi yang ideal. Hubungan antara kecepatan dan volume lalulintas secara mendasar dapat dinyatakan sebagai berikut: apabila arus lalulintas pada suatu ruas jalan bertambah maka kecepatan pada ruas jalan tersebut akan berkurang. Dengan menggunakan hubungan antara kecepatan dengan volume lalulintas, maka dapat diketahui peningkatan arus dan hasil kecepatan kendaraan pada ruas jalan tertentu sampai terjadinya kemacetan pada jalur tersebut. Hubungan kecepatan dengan volume lalulintas tersebut dapat dipakai sebagai dasar dalam penerapan Manajemen Lalulintas. 1 dipublikasikan di Jurnal Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil ITB, No 5, Hal 1 11, ISSN: Ketua Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi, Jurusan Teknik Sipil, ITB dan Wakil Ketua Program Magister Transportasi, ITB. 1
2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Definisi Dalam suatu pergerakan arus lalulintas pada jalan raya terdapat 3 (tiga) variabel utama yang digunakan untuk menggambarkan karakteristik arus lalulintas yaitu: a. Volume (Flow/Q) didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati suatu titik tinjau tertentu pada suatu ruas jalan per satuan waktu tertentu (kendaraan/jam). b. Kecepatan (Speed/U s ) didefinisikan sebagai jarak yang dapat ditempuh suatu kendaraan persatuan waktu. Satuan yang biasa digunakan adalah meter/detik atau kilometer/jam. c. Kepadatan (Density/D) didefinisikan sebagai jumlah kendaraan persatuan panjang jalan tertentu. Satuan yang digunakan adalah kendaraan/kilometer atau kendaraan/meter.. Hubungan Dasar Antara Kecepatan, Volume dan Kepadatan. Hubungan dasar antara variabel kecepatan, volume dan kepadatan dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: dimana: Q = volume (kendaraan/jam) Us = kecepatan rata-rata ruang (km/jam) D = Kepadatan (kendaraan/km) Q = U s * D (1) Jika telah diketahui harga dua variabel diatas maka variabel lainnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus tersebut. 3. Hubungan Grafis Antara Kecepatan Volume dan Kepadatan Hubungan antara kecepatan, volume dan kepadatan dapat digambarkan secara grafis dengan menggunakan persamaan matematis yang merupakan persamaan dasar dari pergerakan arus lalulintas. Gambar 1 memperlihatkan saling keterkaitan antara variabel kecepatan, volume dan kepadatan dari suatu pergerakan arus lalulintas. - Hubungan kecepatan dan volume Hubungan mendasar antara kecepatan dan volume adalah: dengan bertambahnya volume lalulintas maka kecepatan rata-rata ruangnya akan berkurang sampai kepadatan kritis (volume maksimum) tercapai. Setelah kepadatan kritis tercapai maka kecepatan rata-rata ruang dan volume akan berkurang. - Hubungan volume dan kepadatan Pada gambar 1 dapat dilihat bentuk umum dari hubungan ini. Bagian 1 pada gambar tersebut adalah klasifikasi normal dan dikatakan sebagai kondisi arus bebas (free flow). Bagian 3 memperlihatkan kondisi mendekati arus tak stabil (approaching unstable flow). Pada saat di titik 3 merupakan kecepatan pada
3 saat kepadatan kritis. Bagian 3 4 menunjukkan kondisi arus tak stabil (unstable flow) dan bagian 4 5 menunjukkan kondisi terjadi kemacetan (forced flow). q (vehicles/hour) capacity tg (θ)= C/k 0 θ U s (km/hour) U f k (vehicle/km) U s (km/hour) 0 k 0 k (vehicle/km) q (vehicle/hour) Gambar 1: Grafik Hubungan Kecepatan, Volume, dan kepadatan - Hubungan kecepatan dan kepadatan Hubungan antara kecepatan dan kepadatan dapat dilihat pada gambar 1 dimana sebagai penyederhanaan hubungan tersebut dinyatakan linier. Secara umum kecepatan akan menurun apabila kepadatan bertambah. Kecepatan arus bebas (U f ) akan terjadi apabila kepadatan=0 (titik A) dan pada saat kecepatan=0 (titik B) maka terjadi kemacetan (jam density). Pada gambar 1 menunjukkan bahwa kepadatan akan bertambah apabila volumenya juga bertambah. Pada saat tercapainya volume maksimum maka kapasitas jalur jalan sudah tercapai (titik C). Setelah mencapai titik ini volume akan menurun walaupun kepadatan bertambah sampai terjadi kemacetan (titik B). 4. Hubungan Variabel Berdasarkan Pengamatan Lapangan (Linear Regression Approach) Model ini adalah model terawal yang tercatat dalam usaha mengamati perilaku lalulintas. Greenshields (1934) mengadakan studi pada jalan luar kota Ohio, dimana kondisi lalulintas memenuhi syarat karena tanpa gangguan dan bergerak secara tetap (steady state condition). Greenshields mendapatkan hasil bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan bersifat kurva linier. Berdasarkan penelitian-penelitian selanjutnya, terdapat hubungan yang erat antara model linier ini dengan keadaan data di lapangan. Hubungan liner kecepatan dan kepadatan ini menjadi hubungan yang paling populer dalam tinjauan pergerakan lalulintas, mengingat fungsi hubungannya adalah yang paling sederhana sehingga mudah diterapkan. Model ini dapat dijabarkan sebagai berikut: U s = U f (U f /U j ). D () 3
4 dimana: U f = kecepatan rata-rata ruang dalam keadaan arus bebas = jam density (kepadatan pada saat macet total) D j Untuk mendapatkan nilai konstanta U f dan D j, persamaan () dapat diubah menjadi persamaan linier Y=A+BX dengan memisalkan U s =Y; D=X; U f =U f /D j =b. Kedua konstanta tersebut dapat dinyatakan sebagai kecepatan bebas (free flow speed) dimana pengendara dapat memacu kendaraannya sesuai dengan keinginannya dan kepadatan macet (jam density) dimana kendaraan tidak dapat bergerak sama sekali. Hubungan antara volume dan kepadatan dicari dengan mensubstitusikan persamaan () ke persamaan (1), didapat: Persamaan ini merupakan persamaan parabola Q=f(D) U f.d (U f /D j ). D (3) Bila D=Q/U s, maka berdasarkan persamaan (3) didapat hubungan volume dan kecepatan adalah: Q = D j. U s (D j /U f ).U s (4) Persamaan ini juga merupakan fungsi parabola antara Q=f(U s ). Jadi dapat disimpulkan bahwa jika terdapat hubungan linier antara kecepatan dan kepadatan, maka hubungan antara kecepatan dengan volume maupun volume dengan kepadatan akan berfungsi parabolik. 5. Hubungan Variabel Berdasarkan Kondisi Batas Pendekatan ini diambil langsung dari syarat batas (boundary condition) titik-titik pada kurva dasar kepadatan, volume dan kecepatan. Drew dan Underwood memperlihatkan bahwa hipotesis dari volume lalulintas merupakan hubungan eksponensial antara kecepatan dan kepadatan yang dinyatakan sebagai berikut: dimana: U f = Kecepatan pada kondisi arus bebas = Kepadatan pada saat volume maksimum D m U s = U f. exp(-d/dm) (5) Untuk mendapatkan nilai konstanta U f dan D m, persamaan (5) dapat diubah menjadi persamaan linier Y=A+BX sebagai berikut: dengan memisalkan: ln U s =Y; D=X; ln U f =a; -1/D m =b ln U s = ln U f D/D m (6) Bila persamaan (5) disubstitusikan ke persamaan (1) maka hubungan volume dan kecepatan berupa: Q = D.U f.exp(-d/d m ) (7) Sedangkan untuk hubungan volume dan kepadatan adalah: 4
5 6. Hubungan Variabel Berdasarkan Analogi Fisik Q = U s.d m.ln(u f /U s ) (8) Hubungan ini dibuat dengan mengasumsikan bahwa arus lalulintas mempunyai kesamaan dengan arus fluida. Greenberg pada tahun 1959, menganalisa hubungan antara kecepatan dan kepadatan dengan mempergunakan asumsi persamaan kontinuitas dari persamaan gerakan benda cair. Persamaan tersebut dinyatakan sebagai berikut. dimana: U s = kecepatan rata-rata ruang (km/jam) D = kepadatan (kend/km) x = jarak (km) t = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak x c = konstanta du s /dt = -(c /D). (dd/dx) (9) Dengan menggunakan asumsi diatas, Greenberg mendapatkan hubungan antara kecepatan dan kepadatan adalah sebagai berikut: U s = U m.ln(d j /D) (10) Untuk mendapatkan nilai konstanta U m dan D j, persamaan (10) dapat ditransformasikan menjadi: D = D j exp (U s /U m ) (11) Persamaan (11) kemudian diubah menjadi persamaan linier Y=A+Bx sebagai berikut: dengan memisalkan: ln D=Y; U s =X; ln D j =a; 1/U m =b ln D = ln D j + U s /U m (1) Untuk hubungan antara volume dengan kepadatan berlaku persamaan Q = U m.d.ln(d j /D) (13) Dan untuk hubungan antara volume dengan kecepatan berlaku persamaan: Q = U s. D j.exp(u s /U m ) (14) Studi greenberg ini dilakukan di terowongan Lincoln (New York) dan dari percobaan menunjukan bahwa pendekatan ini merupakan model yang paling sesuai. 7. Analisa Persamaan Regresi Linier Model arus lalulintas yang umum untuk menentukan karakteristik spesifik seperti kecepatan dan kepadatan adalah analisis regresi. Metode ini dilakukan dengan meminimalkan total nilai perbedaan kuadratis antara observasi dan nilai perkiraan dari variabel tidak bebas (dependent). 5
6 Bila variabel tidak bebas linier terhadap variabel bebas, maka hubungan dari kedua variabel itu dikenal dengan analisis regresi linier. Bila hubungannya lebih dari dua variabel bebas tersebut sebagai analsis linier berganda. Bila variabel tidak bebas (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan linier, maka fungsi regresi adalah: Y =A +BX (15) Konstanta A dan B dapat dicari dengan persamaan-persamaan dibawah ini: dimana: N = jumlah data yang diperoleh Xi = observasi ke i untuk x Yi = observasi ke i untuk y (Y i ).( X i ) (X i ).(X iy i ) A = (16) N.( X ) ( x ) i X i ( i N.( X iy i ) ( ).( Y i ) B = (17) N.( X ) x ) i Pengukuran untuk mengetahui sejauh mana ketepatan fungsi regresi adalah dengan melihat nilai koefisien korelasi (R). Jika R semakin mendekati 1, maka persamaan regresi semakin baik. i STUDI LAPANGAN 1. Lokasi Penelitian Dalam melakukan pengumpulan data hal yang pertama harus dilakukan adalah pemilihan lokasi survei. Pemilihan ini mempunyai maksud sebagai berikut: a. Untuk mendapatkan data-data yang tepat untuk analisa lebih lanjut. b. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan sehingga dapat tercapai tujuan yang diinginkan. Dalam melakukan pemilihan lokasi perlu ditinjau beberapa kondisi untuk mendapatkan yang sesuai dengan kriteria pemilihan lokasi. Adapun kriteria dalam pemilihan lokasi tersebut sebagai berikut: a. Lokasi survei dilakukan pada pertengahan ruas jalan yang menghubungkan dua buah persimpangan baik dengan lampu pengatur lalulintas maupun tidak. b. Ruas jalan mempunyai lebar yang seragam. Apabila dijumpai parkir kendaraan ditepi jalan tersebut, maka lebar efektif jalan tersebut adalah lebar jalan yang dapat dilalui arus lalulintas. c. Kondisi perkerasan jalan dan desain geometrik jalan dalam keadaan baik, artinya jalan rata dan lurus d. Ruas jalan diusahakan sesedikit mungkin terjadinya gangguan, baik akibat kendaraan yang ingin memutar, masuk ke jalur lambat, lampu pengatur lalulintas dan gangguan dari pejalan kaki yang dapat mengganggu kelancaran arus lalulintas. 6
7 Data lokasi survey Jalan HR. Rasuna Said untuk 1 jalur sebagai berikut: - lebar jalan : 17.5 meter (jalu cepat dan jalur lambat) - lebar jalan efektif : 10.5 meter (jalurcepat) - Panjang jalan yang diamati : 00 meter Dengan pertimbangan ruas jalan tersebut masih dapat terlihat jelas di kamera dan waktu tempuh kendaraan yang dapat dihitung lebih teliti. GRAFIK U S VS D Gambar : Hubungan Kecepatan (U s ) dengan kepadatan (D) berdasarkan model Greenshields, Greenberg dan Underwood. Periode Survey Untuk mendapatkan hubungan matematis yang teliti perlu diperhatikan periode survey karena untuk mendapatkan hubungan tersebut memerlukan data volume dan kecepatan yang bervariasi. Dengan ketentuan diatas maka survey dilakukan selama 4 hari dalam waktu 8 jam. Dalam mencari hubungan-hubungan seperti telah dijelaskan diatas maka diperlukan data sebagai berikut: - Data kecepatan sesaat (spot speed) tiap jenis kendaraan - Data volume tiap jenis kendaraan 7
8 GRAFIK U S VS Q Gambar 3: Hubungan Kecepatan (U s ) dengan Volume (Q) berdasarkan model Greenshields, Greenberg dan Underwood Jenis kendaraan dibagi menjadi 4 jenis yaitu: - PV= Private Vihicle (sedan, taksi, pickup, minibus) - Micro Bus dan Micro Truck - Bus - Truck 8
9 GRAFIK Q VS D Gambar 4: Hubungan Volume (Q) dengan Kepadatan (D) berdasarkan model Greenshields, Greenberg dan Underwood 3. Perhitungan Volume Lalulintas Pengukuran data volume ini dilakukan secara manual dengan menggunakan counter, tiap lima menit dan untuk tiap jenis kendaraan. Dengan mengalikan faktor SMP (Satuan Mobil Penumpang) untuk tiap jenis kendaraan dan kemudian menjumlahkannya maka diperoleh volume total untuk lima menit. Nilai ekivalensi Satuan Mobil Penumpang (SMP) yang dipakai dalam studi ini adalah: - Mobil Penumpang = Mikro Bus = Bus = Truk =.00 9
10 DATA ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Perhitungan Kecepatan (U s ), Volume (Q) dan Kepadatan (D) Data kecepatan dan volume yang didapat dari survey dibagi menjadi tiap 15 menitan. Dengan menggunakan persamaan (1) maka akan didapat volume lalulintas (Q), kepadatan (D), kecepatan (U s ) dalam periode 15 menitan.. Hubungan variabel kecepatan (U s ), volume (Q), dan kepadatan (D) Dalam studi ini untuk mencari hubungan antara variabel-variabel diatas, digunakan beberapa studi yang dilakukan oleh Greenshields, Greenberg, dan Underwood seperti terlihat pada persamaan (1)-(14). - Analisis menurut studi Greenshields Dengan menggunakan persamaan () (4), hubungan volume lalulintas (Q), kecepatan (U s ), dan kepadatan (D) dapat dinyatakan sebagai berikut: U s = D R = 0.76 Q = 67.5 D D Q = 6.5 U s U s - Analisis menurut Studi Underwood Dengan menggunakan persamaan (5) (8), hubungan volume lalulintas (Q), kecepatan (U s ), dan kepadatan (D) dapat dinyatakan sebagai berikut: U s = exp ( D) R = 0.94 Q = D exp ( D) Q = U s ln (4.34/U s ) - Analisis menurut Studi Greenberg Dengan menggunakan persamaan (10)-(14), hubungan volume lalulintas (Q), kecepatan (U s ), dan kepadatan (D) dapat dinyatakan sebagai berikut: U s = 3.5 ln(978/d) R = 0.78 Q = 3.5 ln(979.8/d) Q = U s exp ( U s ) Untuk jelasnya hubungan antara variabel-variabel diatas berdasarkan model Greenshields, Greenberg, dan Underwood terlihat pada gambar 4. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari analisis yag telah diuraikan sebelumnya didapat beberapa kesimpulan yaitu: a. Hubungan variabel kecepatan (U s ), volume lalulintas (Q), dan kepadatan (D) dinyatakan dengan 3 (tiga) buah model yaitu: Greenshields, Greenberg, dan Underwood. Dengan mengetahui model ini dapat dilakukan analisis yang lebih 10
11 mendalam mengenai karakteristik lalulintas sehingga berbagai macam penanganan masalah transportasi dapat dilakukukan. b. Dari hasil analisi ketiga model tersebut, model Underwood memberikan tingkat akurasi terbaik (R =0.94). c. Dapat terlihat bahwa hipotesa yang menyatakan jika kepadatan bertambah maka kecepatan akan menurun telah terbukti dengan model Underwood mempunyai tingkat akurasi terbaik.. Saran Beberapa saran yang dapat diberikan pada studi ini yaitu: a. Untuk mendapatkan hubungan variabel-variabel kecepatan, volume, dan kepadatan untuk kondisi non-perkotaan perlu diadakan survey pada beberapa lokasi sehingga akan disimpulkan karakteristik lalulintas untuk kota Jakarta secara umum dan menyeluruh. b. Untuk mendapatkan kondisi arus lalulintas yang sebenarnya dan menyeluruh maka survey harus dilakukan selama 1 hari penuh (4 jam), dan selama beberapa hari. DAFTAR PUSTAKA 1. Wohl, M., and martin, B.V. (1967) Traffic System Analysis For Engineers and Planner. Mcgraw Hill, New York.. Salter, R.J. (1976) Highway Traffic Analysis and Design. Mac Millan Press Ltd, London. 3. Pignataro, LJ. (1973) Traffic Engineering Theory and Practice. Prentice Hall, Inc. 4. Highway Research Board (1985). Highway Capacity Manual. National Research Council, Washington DC. 5. Hoobs, F.D. (1979) Traffic Planning and Engineering Practice, Pergamon Press Ltd. 6. Breiman, L. (1969) Space-Time Relationship in One way Traffic Flow. Transport Research. 11

Tidak ada komentar:

Posting Komentar