Selasa, 16 Juli 2019

MATERI XI

PENGOLAHAN DATA

Berikut Langkah – Langkah Menganalisis Data
Tahap pertama, pengumpulan data.Yakni mengumpulkan data yang akan dianalsis.
Tahap kedua, editing. Yakni memeriksa kejelasan maupun kelengkapan
mengenai pengisian instrumen pengumpulan data.
Tahap ketiga adalah koding. Yakni melakukan proses identifikasi dan proses
klasifikasi dari tiap­tiap pernyataan yang terdapat pada instrumen pengumpulan data berdasarkan variabel yang sedang diteliti.
Tahap keempat adalah tabulasi. Yaknimencatat ataupun entri data kedalam tebel­
tabel induk penelitian.
Tahap kelima, pengujian. Pada tahap ini data akan diuji kualitasnya yaitu menguji validitas maupun realiabilitas instrumen dari pengumpulan data.
Tahap keenam, tahap mendeskripsikan data. Menyajikan dalam bentuk tabel frekuensi ataupundiagram dalam berbagai macam ukuran tendensi sentral maupun ukuran dispersi. Bertujuan memahami karakteristik data sampel dari penelitian.
Tahap ketujuh, pengujian hipotesis. Adalah tahapan pengujian terhadap proposisi apakah ditolak atau bisa diterima dan memiliki makna atau tidak. Atas dasar hipotesis inilah nantinya keputusan akan dibuat.

Jenis-jenis Analisis Data Dalam Penelitian
Teknik secara deskriptif. Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data­ data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi,diagram, grafik, mean, modus dll.
Teknik secara inferensial. Merupakan statistik yang dipakai untuk melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.
Ciri-cirinya yaitu digunakanya rumus statistik tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah dilakukan itulah yang nantinyaakan menjadi dasar dari pembuatan generalisasi yang berasal dari samber bagi populasi.
Dengan begitu statistik inferensial mempunyai fungsi untuk mengeneralisasikan hasil dari penelitian sampel untuk populasi, sesuai dengan fungsi itulah maka statistik inferensial sangat berguna untuk penelitian sampel. Itulah penjelasan mengenai teknik analisis data inferensial.

Senin, 13 Mei 2019

MATERI PERTEMUAN X

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey lapangan, sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi yang berwenang dalam penentuan kebijakan transportasi seperti Dinas Perhubungan dan Pemerintah Daerah.

Data primer yang diperlukan untuk analisis adalah:
Data kinerja lalu lintas saat ini, yang diukur dengan volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas;
Data penyebaran dan pembebanan perjalanan pada tiap ruas jalan dan simpang;
Volume lalu lintas saat ini dan akan datang sesuai dengan tahun rencana.
Data sekunder yang dapat diperoleh dari instansi terkait adalah :
Peta jaringan jalan dan peruntukan lahan (land use)
Data jumlah penduduk
Kondisi sosial ekonomi penduduk daerah studi
Kebijakan manajemen transportasi yang diterapkan

Data yang diperoleh dari hasil survey diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang ada di lapangan, sehingga data ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sebagai berikut  :
Pemantauan ( monitoring ) ;
Prakiraan ( forecasting ) ;
Kalibrasi  ( calibration ) ;
Validasi  (validation ).

Persiapan Survey Lalu Lintas

Sebelum survey dilakukan terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mempermudah mendapatkan petunjuk tentang survey yang akan dilakukan.  Hal ini akan mempermudah pengisian formulir survey yang akan digunakan serta pembuatan jadwal survey, kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan detail survey tentang  :
Pelaksanaan survey ;
Menentukan kendala – kendala baik tenaga kerja, material, peralatan maupun yang lainnya ;
Menyesuaikan metode dengan kondisi lapangan yang ada;
Kebutuhan terhadap logistik, dan lain – lain.
Agar survey dapat dilakukan dengan efisien berikut informasi yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan survey :
Peta

Peta adalah adalah persyaratan awal untuk melaksanakan survey.
Waktu dan Durasi Survey
Waktu pelaksanaan survey dipengaruhi oleh aktvitas kegiatan masyarakat pengguna lalu lintas. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam penetapan waktu survey, antara lain mencakup :
Liburan Sekolah
Libur Musiman
Hari dalam Minggu (Waktu Kerja dan Waktu Istirahat)
Kondisi Iklim (Misalnya Musim Hujan)
Pekerjaan-pekerjaan Penanganan Jalan
Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, juga pertimbangan ketersediaan dana, tenaga survey, alat survey, dan jadwal kegiatan proyek, maka survey dalam rangka pengumpulan data untuk kepentingan studi lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan dengan penjadwalan yang disesuaikan.

Tenaga Surveyor dan Briefing
Survey inventarisasi melibatkan 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Survey kecepatan melibatkan seorang pengemudi, 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Sementara untuk survey pergerakan membelok, melibatkan 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas.
Sebelum survey dilaksanakan, diadakan terlebih dahulu sebentuk pengarahan (briefing) kepada petugas oleh Koordinator yang berpengalaman.

Formulir dan Peralatan
Untuk keperluan survey lalu lintas, baik survey inventarisasi, kecepatan, maupun pergerakan membelok, didesain suatu bentuk formulir oleh tim penyusun, yang diupayakan mampu meng-cover semua jenis data yang diperlukan untuk keperluan pengumpulan data dan analisis lalu lintas. Sementara peralatan survey yang disediakan adalah sebagai berikut :
-Formulir survey inventarisasi
-Formulir survey kecepatan
-Formulir survey pergerakan membelok
-Clif Board
-Ballpoint
-Counter
-Pensil
-Penghapus
-Meteran
-Stop Watch
-Kamera

Transportasi dan Akomodasi
Untuk memobilisasi pergerakan dan penyebaran surveyor, disediakan kendaran sewa sebanyak 1 (satu) unit mobil penumpang untuk setiap harinya.

Pelaksanaan Survey Lalu Lintas
Survey lalu lintas sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data primer sebagai gambaran nyata dari kondisi lapangan. Pelaksanaan surveyyang dilaksanakan  dijelaskan sebagai berikut, dan data hasil survey dapat dilihat pada lampiran.
Inventarisasi Jalan dan Persimpangan

Inventarisasi jalan dan persimpangan (Road Inventory Survey), dilakukan untuk mendapatkan data mengenai jenis dan jumlah hambatan samping (side friction), serta inventarisasi fasilitas perlengkapan jalan, baik yang ada sekarang maupun yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kondisi jalan. Survey ini dilakukan pada semua sub ruas jalan dengan mengacu pada Indonesia Higway Capacity Manual atau Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Survey ini dapat dilakukan kapan saja (tidak terbatas hari kerja atau hari libur).

MATERI PERTEMUAN IX

ANALISA METODE SURVEY LALULINTAS

1 Metode Survey Lalu-Lintas
Arus dan Kapasitas Ruas dan Simpang Bersinyal
Arus Jenuh di Simpang Bersinyal
Kecepatan Setempat
Kecepatan Perjalanan/Gerak
Durasi Parkir


2  Survey Lalu-Lintas???
Bagian dari studi transportasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis baik untuk keperluan pengambilan keputusan pada tingkat perencanaan, perancangan maupun evaluasi.


3  Unsur Penting Survey LL
Tujuan
Metode
Surveyor
Peralatan


4  Tujuan Survey LL Harus sesuai dengan tujuan studi transportasi.
Harus dinyatakan dengan jelas karena berkaitan erat dengan metode.
Harus memperhatikan WAKTU dan LOKASI.


5  Metode Survey LL Harus sesuai dengan tujuan survey.
Memungkinkan untuk dilaksanakan baik ditinjau dari aspek legal, ketersediaan teknologi, kondisi lokasi dll.
Mempertimbangkan keterbatasan biaya, waktu dan personil.


6  Surveyor
Kualifikasinya (usia, pendidikan, jenis kelamin, kepribadian, kondisi fisik dll) harus sesuai dengan karakteristik survey.
Jumlahnya cukup.
Penempatannya tepat.
Tidak menyulitkan proses mobilisasi.


7  Peralatan
Dapat mengukur atau mencacah dengan tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan studi.
Memungkinkan untuk digunakan (pertimbangan kondisi lingkungan/ kemudahan mobilisasi/instalasi/ operasi sesuai dengan ketersediaan surveyor).
Pencatatan menerus/periodik, pencatatan otomatik/manual


8  Jenis Peralatan Survey Manual
penghapus, clipboard. Alat tulis: pensil,
Alat pencacah: traffic counter.
Alat ukur panjang: meteran, walking meter.
Alat ukur waktu: stop watch, jam digital.
Kamera video
Video player, VCD player, komputer, monitor televisi/komputer


9  Jenis Peralatan Survey Otomatik
Umumnya terdiri atas komponen detectordan penyimpan data.
Detector dapat berupa pneumatic tube, loop detector, laser gun, image recognition dll.


10  Persiapan Survey LL Mempelajari hasil dan metode survey terdahulu.
Survey pendahuluan untuk membuat sketsa lokasi, merencanakan posisi surveyor dan peralatan.
Rekrutmen dan pelatihan surveyor.
Pengadaan peralatan/formulir survey.


11  Data Umum Lembaga penyelenggara survey Jenis survey
Nomor halaman formulir
Lokasi (kota, nama jalan/simpang dll) dan sketsanya.
Waktu (hari, tanggal, jam)
Cuaca
Identitas surveyor


12  Survey Arus LL di Ruas
Umumnya pencacahan diklasifikasikan berdasarkan jenis kendaraan, arah arus dan terkadang posisi lajur.
Pencacahan dikelompokkan per periode waktu tertentu (mis: 5’, 15’ dll).
Jumlah dan posisi surveyor dipengaruhi konfigurasi lajur, detail klasifikasi, periode pencacahan, perlatan dll.


13  Formulir Survey Arus LL di Ruas
Masukan: Data umum/geometrik jalan
Masukan: Pencacahan arus lalu-lintas
Rekapitulasi arus lalu-lintas.


14  Formulir Data umum/ geometrik ruas
Kota, lokasi, nama surveyor, hari, tanggal, cuaca, waktu.
Sketsa lokasi ruas.
Penampang melintang ruas, beserta ukuran lebar jalur lalu-lintas, jarak kerb ke penghalang atau lebar bahu efektif (luar/dalam).
Kesinambungan median.
Pengendalian lalu-lintas: batas kecepatan, larangan melintas bagi kendaraan tertentu, larangan parkir, larangan berhenti dll.


15  Formulir Pencacahan Arus Lalu-Lintas Ruas

16  Formulir Rekapitulasi Arus Lalu-Lintas Ruas

17  Survey Kapasitas Ruas
Dapat menggunakan metode yang dikembangkan IHCM 1997
Untuk jalan kota, informasi yang dibutuhkan adalah konfigurasi lajur, lebar jalan, lebar bahu/kerb, kelas hambatan samping, directional split dan jumlah penduduk.


18  Survey Arus LL di Simpang
Umumnya pencacahan diklasifikasikan berdasarkan jenis kendaraan, kaki simpang dan arah arus.
Pencacahan dikelompokkan per periode waktu tertentu (mis: 5’, 15’ dll)
Jumlah dan posisi surveyor dipengaruhi jenis pengendalian simpang, jumlah kaki simpang, jumlah pergerakan yang harus dicacah, detail klasifikasi, periode pencacahan, peralatan dll.


19  Survey Kapasitas Simpang Bersinyal
Kapasitas suatu kaki simpang bersinyal dipengaruhi arus jenuh, waktu hijau efektif dan panjang siklus.
Untuk mendapatkan arus jenuh, perlu disketsadetail geometrik simpang, informasi tata guna lahan, kelas hambatan samping, keberadaan LTOR dan posisi parkir.
Waktu hijau efektif dan panjang siklus diperoleh dari survey pewaktuan sinyal.


20  Formulir Survey Arus LL/ Kapasitas Simpang Bersinyal
Masukan: Data umum/geometrik simpang
Masukan: Arus Lalu-Lintas
Masukan: Pewaktuan sinyal
Rekapitulasi Arus Lalu-Lintas


21  Formulir Data Umum/ Geometrik Simpang
Kota, lokasi, nama surveyor, hari, tanggal, cuaca, waktu.
Sketsa lokasi simpang
Sketsa simpang dengan penjelasan mengenai lebar lajur/lajur khusus belok kanan/kanalisasi/median, posisi rambu larangan belok/larangan parkir dll, posisi sinyal dan garis henti.
Kondisi kaki simpang, meliputi guna lahan, kemiringan memanjang, LTOR, jarak kendaraan parkir ke garis henti.


22  Formulir Pencacahan Arus Lalu-Lintas di Simpang

23  Formulir Pewaktuan Sinyal

24  Formulir Rekapitulasi Arus LL di Simpang

25  Survey Arus Jenuh di Simpang Bersinyal
Arus jenuh suatu kaki simpang bersinyal adalah jumlah satuan mobil penumpang maksimum yang dapat melintasi garis henti per jam, bila diberi waktu hijau terus menerus.
Survey dilakukan dengan metode time slice dengan mengamai tayangan rekaman video suatu kaki simpang.


26  Model Dasar Arus Jenuh Waktu Hijau Efektif Rate of Discharge
Intergreen
Hijau
Kuning
Merah
Start Loss
End Gain
Kurva Arus Aktual
Kurva Arus Efektif


27  Contoh Tabulasi Hasil Satu Siklus Metode Time Slice

28  Survey Kecepatan Setempat Otomatik
Sepasang detector ditempatkan berdekatan (mis: berjarak 3m). Jarak dibagi selisih waktu lewatnya gandara depan pada setiap detector merupakan kecepatan setempat suatu kendaraan. Pencatatan menerus dengan peluang kesalahan ukur saat posisi kendaraan beriringan secara seri maupun pararel.


29  Survey Kecepatan Setempat Semi Otomatik
Speed gun diarahkan ke kendaraan yang akan diuukur kecepatannya. Pada layar monitor akan terlihat kecepatan kendaraan tersebut.


30  Survey Kecepatan Setempat Manual
Dua pengamat ditempatkan terpisah sejarak 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Pengamat 1 memberi tanda kepada pengamat 2 untuk mengaktifkan stop watch saat kendaraan melewati pengamat 1. Pengamat 2 mematikan stop watch saat kendaraan melewati pengamat m dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat 1 dan2 dianggap sebagai kecapatan setempat.
31  Penarikan Sampel
Untuk survey kecepatan setempat dengan cara manual dan semi otomatik, umumnya tidak seluruh kendaraan dapat diuukur kecepatannya (perlu penarikan sampel).
Salah satu metode penarikan sampel yang praktis dan relatif tak biasa adalah berdasarkan warna mobil. Metode penarikan sampel secara sistematis (mis: setiap 10 kendaraan diuukur 1 kecepatan kendaraan) relatif tak bias tapi membutuhkan konsentrasi surveyor yang tinggi.


32  Kecepatan Perjalanan Vp = 3600 x L / Wp Vg = (3600 x L) / (Wp – T)
Vp = kecepatan perjalanan (km/jam)
Vg = kecepatan gerak (km/jam)
L = panjang rute (km)
Wp = lama perjalanan (detik)
T = tundaan (detik)


33  Survey Kecepatan Perjalanan dan Kecepatan Gerak
Metode floating car: Jumlah kendaraan yang menyiap dan disiap kendaraan uji relatif seimbang.
Metode maximizing speed: Kendaraan uji dijalankan pengemudi dengan kecepatan maksimum yang masih dapat dikendalikannya.


34  Survey Kecepatan Perjalanan dan Kecepatan Gerak
Jarak diukur dengan alat pengukur jarak pada speedometer.
Perlu dibiasakan mengukur secara konsisten dari tengah suatu simpang ke tengah simpang berikutnya. Hal ini akam memudahkan penyajian dan interpertasi data jaringan yang biasanya dinyatakan ari node ke node.


35  Formulir Survey Kecepatan Perjalanan dan Kecepatan Gerak

36  Survey Durasi Parkir
Parkir di tepi jalan (tanpa gerbang parkir) disebut on street parking. Survey parkirnya dilakukan secara patroli.
Parkir di lapangan parkir/gedung parkir (dengan gerbang parkir) disebut off street parking. Survey parkirnya dilakukan di gerbang parkir.


37  Survey Parkir Berpatroli
Daerah studi dibagi menjadi beberapa daerah patroli yang ukurannya ditetapkan sedemikain rupa agar 1 surveyolr dapat menyelesaikan patroli lengkap setiap periode waktu tertentu (misalnya 15 menit).
Setiap ruang parkir diberi nomor.
Selama patroli dicatat nomor kendaraan yang berada pada tiap nomor ruang parkir.
Durasi parkir dihitung dengan mengalikan periode waktu 1 patroli dengan frekuensi suatu kendaraan dijumpai secara berturutan.


38  Formulir Survey Parkir Berpatroli / di Gerbang
Masukan: Data umum / sketsa sistem perparkiran.
Masukan: Pencatatan pelat nomor secara berpatroli.
Masukan: Pencatatan pelat nomor di gerbang.


39  Formulir Data Umum / Sketsa Parkir
Kota, lokasi, nama surveyor, hari, tanggal, cuaca, waktu.
Sketsa sistem perparkiran dengan indikasi yang jelas mengenai:
Posisi ruang-ruang parkir dan jumlahnya.
Posisi gedung-gedung dan prasarana lainnya.
Gerbang masuk/keluar bila ada.
Sirkulasi parkir
Pembagian daerah patroli dan nomor urut ruang parkirnya.


40  Formulir Pencatatan Pelat Nomor Secara Berpatroli

41  Survey di Gerbang Parkir
Kendaraan yang keluar dan masuk gerbang parkir dicatat nomor kendaraannya dan waktu keluar / masuknya.
Pencatatan waktu dilakukan sampai ke menit terdekat.
Durasi parkir dihitung dengan menghitung waktu keluar dan waktu masuk.

MATERI XI

PENGOLAHAN DATA

Berikut Langkah – Langkah Menganalisis Data
Tahap pertama, pengumpulan data.Yakni mengumpulkan data yang akan dianalsis.
Tahap kedua, editing. Yakni memeriksa kejelasan maupun kelengkapan
mengenai pengisian instrumen pengumpulan data.
Tahap ketiga adalah koding. Yakni melakukan proses identifikasi dan proses
klasifikasi dari tiap­tiap pernyataan yang terdapat pada instrumen pengumpulan data berdasarkan variabel yang sedang diteliti.
Tahap keempat adalah tabulasi. Yaknimencatat ataupun entri data kedalam tebel­
tabel induk penelitian.
Tahap kelima, pengujian. Pada tahap ini data akan diuji kualitasnya yaitu menguji validitas maupun realiabilitas instrumen dari pengumpulan data.
Tahap keenam, tahap mendeskripsikan data. Menyajikan dalam bentuk tabel frekuensi ataupundiagram dalam berbagai macam ukuran tendensi sentral maupun ukuran dispersi. Bertujuan memahami karakteristik data sampel dari penelitian.
Tahap ketujuh, pengujian hipotesis. Adalah tahapan pengujian terhadap proposisi apakah ditolak atau bisa diterima dan memiliki makna atau tidak. Atas dasar hipotesis inilah nantinya keputusan akan dibuat.

Jenis-jenis Analisis Data Dalam Penelitian
Teknik secara deskriptif. Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data­ data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi,diagram, grafik, mean, modus dll.
Teknik secara inferensial. Merupakan statistik yang dipakai untuk melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.
Ciri-cirinya yaitu digunakanya rumus statistik tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah dilakukan itulah yang nantinyaakan menjadi dasar dari pembuatan generalisasi yang berasal dari samber bagi populasi.
Dengan begitu statistik inferensial mempunyai fungsi untuk mengeneralisasikan hasil dari penelitian sampel untuk populasi, sesuai dengan fungsi itulah maka statistik inferensial sangat berguna untuk penelitian sampel. Itulah penjelasan mengenai teknik analisis data inferensial.

MATERI XIII

display data merupakan analisis merancang deretan dan kolom sebuah metriks untuk data kualitatif dan menentukan jenis serta bentuk data yang dimasukkan ke dalam kotak-kotak metriks tersebut.
Tujuan utama dari visualisasi data adalah untuk mengkomunikasikan informasi secara jelas dan efisien kepada pengguna lewat grafik informasi yang dipilih, seperti tabel dan grafik. Visualisasi yang efektif membantu pengguna dalam menganalisis dan penalaran tentang data dan bukti. Ia membuat data yang kompleks bisa diakses, dipahami dan berguna. Pengguna bisa melakukan pekerjaan analisis tertentu, seperti melakukan pembandingan atau memahami kausalitas, dan prinsip perancangan dari grafik (contohnya, memperlihatkan perbandingan atau kausalitas) mengikuti pekerjaan tersebut. Tabel pada umumnya digunakan saat pengguna akan melihat ukuran tertentu dari sebuah variabel, sementara grafik dari berbagai tipe digunakan untuk melihat pola atau keterkaitan dalam data untuk satu atau lebih variabel.

Visualisasi data adalah seni dan sains. Laju di mana data dikeluarkan telah meningkat, dipicu oleh meningkatnya ekonomi berbasis informasi. Data yang dibuat oleh aktivitas internet dan sejumlah sensor yang makin bertambah dalam lingkungan, seperti satelit dan kamera jalan, disebut sebagai "Big data". Pemrosesan, analisis dan mengkomunikasikan data tersebut menciptakan berbagai tantangan analisis bagi visualisasi data. Bidang ilmu data dan pelakunya yang disebut ilmuwan data telah muncul untuk membantu mengatasi tantangan tersebut.


MATERI XII

Metode analisis data yang diterapkan dalam proses penelitian ditentukan oleh metode penelitian yang digunakan. Dalam penelitian sosial, bila kita membagi kategori metode riset ke dalam dua bagian yaitu kualitatif dan kuantitatif, maka metode analisis data yang diterapkan juga terbagi menjadi analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Metode analisis data kuantitatif

Manajemen data

Data kuantitatif pada umumnya berbentuk dataset yang masih mentah. Tahap manajemen data kuantitatif adalah mengkonversi dataset yang mentah tersebut menjadi lebih matang. Hal ini dilakukan dengan cara clearing. Clearing artinya peneliti ”membersihkan” data mentah yang tidak relevan untuk diolah. Diperlukan kecermatan untuk memahami rumusan masalah dan fokus penelitian agar dalam memfilter atau menyeleksi data tidak terjadi bias nantinya.

Setelah hanya data yang bernilai atau matang saja yang tersisa, peneliti membuat manajemen data dalam bentuk file yang siap untuk di-entry. Kita asumsikan di sini bahwa pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan software seperti SPSS atau STATA. Pada tahap ini peneliti juga memeriksa kualitas data seperti adakah data missing atau error.

Entry data

Entry data kuantitatif dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan komputer. Entry data dilakukan supaya pengolahan bisa diterapkan. Proses entry data merupakan proses memindahkan data dari instrumen penelitian seperti kuesioner ke dalam software komputer untuk di analisis. Apabila data kuantitatif sudah berupa data set, dalam arti peneliti tidak mengumpulkan sendiri data mentahnya dengan angket atau kuesioner, maka clearing atau filtering data-lah yang perlu dilakukan.

Performing statistics

Setelah data di-entry ke software statistik, maka teknik statistik siap diterapkan. Tahapan teknis analisis data statistik harus dikuasai oleh peneliti atau pengolah data. Analisis menggunakan SPSS secara teknis tentu saja berbeda dengan STATA atau lainnya. Sesuai dengan keahlian dan tingkat familiaritas peneliti terhadap software statistik, teknik analisis siap diterapkan.
Metode analisis data kualitatif

Manajemen data

Penelitian kualitatif biasanya menggunakan wawancara dan observasi partisipatoris sebagai intrumen pengumpulan datanya. Hal ini menjadikan data kualitatif biasanya berupa teks atau narasi tekstual, tak terkecuali riset kualitatif yang mengaplikasikan analis wacana sebagai metode penelitiannya. Analisis wacana dan riset kualitatif lainnya menggunakan teks sebagai unit analisis.

Data selain teks harus dikonversi terlebih dahulu menjadi teks. Proses ini dinamakan dengan transkripsi. Hasil wawancara yang berupa rekaman audio atau video perlu di transkrip guna keperluan analisis. Proses transkripsi menjadi bagian awal dan krusial dalam tahap manajemen data penelitian kualitatif. Selain trankrip, proses yang lumrah dilakoni yaitu translasi. Tentu saja jika data tekstual memerlukan translasi.

Koding

Keseluruhan material atau data yang sudah berupa teks di-manage berdasarkan tema tertentu yang relevan dengan fokus penelitian. Proses pengklasifikasian teks sesuai tema disebut analisis tematik. Pada tahap ini data tekstual direduksi atau diseleksi sesuai kebutuhan penelitian. Koding adalah proses pengidentifikasian tema dari hasil transkrip yang sudah dibaca. Data yang di-koding diberi label untuk kemudahan analisis.

Perlu diingat bahwa proses koding merupakan proses yang intensif, tidak linier dan sekali jalan langsung jadi. Perlu pemeriksaan terhadap masing-masing naskah transkrip secara hati-hati dan berulang. Setelah data tertentu dipecah menjadi bagian-bagian sesuai tema dan diberi label, tak jarang analis melihat kembali naskah transkrip tersebut untuk diperiksa lagi. Analis atau peneliti juga memeriksa rangkaian hasil koding antar transkrip dan mencari hubungan antar teks yang berbeda label. Dengan demikian, proses koding adalah proses silang dan bolak-balik dari transkrip ke hasil koding, ke label, ke transkrip lain dan seterusnya sampai tidak ada data yang relevan yang tersisa.

Interpretasi data

Proses interpretasi data sebenarnya sudah dilakukan bersamaan ketika koding. Saat mengkasifikasi, peneliti membaca transkrip dengan teliti lalu memecahnya ke dalam beberapa tema yang sudah diturunkan dari rumusan masalah penelitian. Ketika mengklasifikasi itulah upaya interpretasi data dilakukan. Langkah memahami data sosial secara interpretatif ini mengindikasikan adanya unsur subjektivitas peneliti dalam analisis data kualitatif.

Sebagaimana proses koding, usaha menginterpretasi data tidak dilakukan sekali saja, melainkan berulang. Data tekstual yang sudah dikategorisasi sesuai tema diinterpretasi kembali dalam rangka mencari hubungan antar tema dalam label atau kode yang berbeda. Riset sosial selalu melibatkan interpretasi. Di satu sisi, interpretasi mengindikasikan unsur subjektivitas dalam penelitian. Di sisi lain, justru di situlah kekuatan riset kualitatif dimana peneliti sebagai bagian dari instrumen riset berperan sangan penting dalam proses analisis.

Selasa, 21 Mei 2019

MATERI XI

PENGOLAHAN DATA

Berikut Langkah – Langkah Menganalisis Data
Tahap pertama, pengumpulan data.Yakni mengumpulkan data yang akan dianalsis.
Tahap kedua, editing. Yakni memeriksa kejelasan maupun kelengkapan
mengenai pengisian instrumen pengumpulan data.
Tahap ketiga adalah koding. Yakni melakukan proses identifikasi dan proses
klasifikasi dari tiap­tiap pernyataan yang terdapat pada instrumen pengumpulan data berdasarkan variabel yang sedang diteliti.
Tahap keempat adalah tabulasi. Yaknimencatat ataupun entri data kedalam tebel­
tabel induk penelitian.
Tahap kelima, pengujian. Pada tahap ini data akan diuji kualitasnya yaitu menguji validitas maupun realiabilitas instrumen dari pengumpulan data.
Tahap keenam, tahap mendeskripsikan data. Menyajikan dalam bentuk tabel frekuensi ataupundiagram dalam berbagai macam ukuran tendensi sentral maupun ukuran dispersi. Bertujuan memahami karakteristik data sampel dari penelitian.
Tahap ketujuh, pengujian hipotesis. Adalah tahapan pengujian terhadap proposisi apakah ditolak atau bisa diterima dan memiliki makna atau tidak. Atas dasar hipotesis inilah nantinya keputusan akan dibuat.

Jenis-jenis Analisis Data Dalam Penelitian
Teknik secara deskriptif. Merupakan teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data­ data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat generalisasi dari hasil penelitian. Yang termasuk dalam teknik analisis data statistik deskriptif diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase, frekwensi,diagram, grafik, mean, modus dll.
Teknik secara inferensial. Merupakan statistik yang dipakai untuk melakukan analisis data dengan cara membuat kesimpulan yang berlaku secara umum.
Ciri-cirinya yaitu digunakanya rumus statistik tertentu, lalu hasil perhitungan yang sudah dilakukan itulah yang nantinyaakan menjadi dasar dari pembuatan generalisasi yang berasal dari samber bagi populasi.
Dengan begitu statistik inferensial mempunyai fungsi untuk mengeneralisasikan hasil dari penelitian sampel untuk populasi, sesuai dengan fungsi itulah maka statistik inferensial sangat berguna untuk penelitian sampel. Itulah penjelasan mengenai teknik analisis data inferensial.

Senin, 13 Mei 2019

MATERI PERTEMUAN X

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survey lapangan, sedangkan data sekunder didapatkan dari instansi yang berwenang dalam penentuan kebijakan transportasi seperti Dinas Perhubungan dan Pemerintah Daerah.

Data primer yang diperlukan untuk analisis adalah:
Data kinerja lalu lintas saat ini, yang diukur dengan volume, kecepatan dan kepadatan lalu lintas;
Data penyebaran dan pembebanan perjalanan pada tiap ruas jalan dan simpang;
Volume lalu lintas saat ini dan akan datang sesuai dengan tahun rencana.
Data sekunder yang dapat diperoleh dari instansi terkait adalah :
Peta jaringan jalan dan peruntukan lahan (land use)
Data jumlah penduduk
Kondisi sosial ekonomi penduduk daerah studi
Kebijakan manajemen transportasi yang diterapkan

Data yang diperoleh dari hasil survey diharapkan dapat memberikan gambaran tentang keadaan yang ada di lapangan, sehingga data ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan sebagai berikut  :
Pemantauan ( monitoring ) ;
Prakiraan ( forecasting ) ;
Kalibrasi  ( calibration ) ;
Validasi  (validation ).

Persiapan Survey Lalu Lintas

Sebelum survey dilakukan terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mempermudah mendapatkan petunjuk tentang survey yang akan dilakukan.  Hal ini akan mempermudah pengisian formulir survey yang akan digunakan serta pembuatan jadwal survey, kemudian dilanjutkan dengan membuat perencanaan detail survey tentang  :
Pelaksanaan survey ;
Menentukan kendala – kendala baik tenaga kerja, material, peralatan maupun yang lainnya ;
Menyesuaikan metode dengan kondisi lapangan yang ada;
Kebutuhan terhadap logistik, dan lain – lain.
Agar survey dapat dilakukan dengan efisien berikut informasi yang dibutuhkan sebelum pelaksanaan survey :
Peta

Peta adalah adalah persyaratan awal untuk melaksanakan survey.
Waktu dan Durasi Survey
Waktu pelaksanaan survey dipengaruhi oleh aktvitas kegiatan masyarakat pengguna lalu lintas. Faktor-faktor yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dalam penetapan waktu survey, antara lain mencakup :
Liburan Sekolah
Libur Musiman
Hari dalam Minggu (Waktu Kerja dan Waktu Istirahat)
Kondisi Iklim (Misalnya Musim Hujan)
Pekerjaan-pekerjaan Penanganan Jalan
Atas pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, juga pertimbangan ketersediaan dana, tenaga survey, alat survey, dan jadwal kegiatan proyek, maka survey dalam rangka pengumpulan data untuk kepentingan studi lalu lintas dan angkutan jalan dilaksanakan dengan penjadwalan yang disesuaikan.

Tenaga Surveyor dan Briefing
Survey inventarisasi melibatkan 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Survey kecepatan melibatkan seorang pengemudi, 5 (lima) orang surveyor, 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas. Sementara untuk survey pergerakan membelok, melibatkan 1 (satu) orang penanggung jawab, dan 1 (satu) orang pengawas.
Sebelum survey dilaksanakan, diadakan terlebih dahulu sebentuk pengarahan (briefing) kepada petugas oleh Koordinator yang berpengalaman.

Formulir dan Peralatan
Untuk keperluan survey lalu lintas, baik survey inventarisasi, kecepatan, maupun pergerakan membelok, didesain suatu bentuk formulir oleh tim penyusun, yang diupayakan mampu meng-cover semua jenis data yang diperlukan untuk keperluan pengumpulan data dan analisis lalu lintas. Sementara peralatan survey yang disediakan adalah sebagai berikut :
-Formulir survey inventarisasi
-Formulir survey kecepatan
-Formulir survey pergerakan membelok
-Clif Board
-Ballpoint
-Counter
-Pensil
-Penghapus
-Meteran
-Stop Watch
-Kamera

Transportasi dan Akomodasi
Untuk memobilisasi pergerakan dan penyebaran surveyor, disediakan kendaran sewa sebanyak 1 (satu) unit mobil penumpang untuk setiap harinya.

Pelaksanaan Survey Lalu Lintas
Survey lalu lintas sangat penting dilakukan untuk mendapatkan data primer sebagai gambaran nyata dari kondisi lapangan. Pelaksanaan surveyyang dilaksanakan  dijelaskan sebagai berikut, dan data hasil survey dapat dilihat pada lampiran.
Inventarisasi Jalan dan Persimpangan

Inventarisasi jalan dan persimpangan (Road Inventory Survey), dilakukan untuk mendapatkan data mengenai jenis dan jumlah hambatan samping (side friction), serta inventarisasi fasilitas perlengkapan jalan, baik yang ada sekarang maupun yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan kondisi jalan. Survey ini dilakukan pada semua sub ruas jalan dengan mengacu pada Indonesia Higway Capacity Manual atau Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Survey ini dapat dilakukan kapan saja (tidak terbatas hari kerja atau hari libur).

Data yang didapatkan dari survey ini adalah :
-Sketsa penampang tipikal atau layout
-Panjang dan lebar jalan, persimpangan dan fasilitas pejalan kaki
-Pengaturan ruas jalan, satu atau dua arah
-Pengaturan persimpangan misalnya diatur dengan prioritas, bundaran, APILL atau persimpangan tidak sebidang
-Rambu (jenis dan posisinya dalam orde 100-an meter)
-Marka dengan klasifikasi ada (tengah, pinggir), atau tidak ada
-Hambatan samping dengan klasifikasi statis (berdasarkan jenis objek yang ada di sisi jalan), dinamis (berdasarkan pengaruhnya    terhadap lalu lintas)

Pengamatan Kendaraan Bergerak
Pengamatan kendaraan bergerak (Moving Car Observer / Car Following Survey), dilakukan untuk mendapatkan data mengenai kecepatan lalu lintas. Survey Moving car observer  ini dilakukan pada semua ruas jalan yang ada dan dilakukan sepanjang hari, sehingga diusahakan semua ruas tersurvey pada berbagai periode waktu, baik pada saat sibuk (peak period) maupun tidak (off peak). Dengan demikian, dari survey tersebut akan diperoleh besaran kecepatan rata-rata di ruas jalan.

Tenaga sureveyor dibagi tugas sebagai pengendara mobil, pencatat waktu, pencatat jarak, penghitung kendaraan yang mendahului dan didahului, serta penghitung kendaraan yang berpapasan. Adapun kendaraan yang dihitung hanya meliputi kendaraan mobil penumpang dan kendaraan yang memiliki dimensi sebanding atau lebih besar, untuk kendaraan roda dua maupun tidak bermotor diabaikan. Sementara pada ruas jalan dengan sistem satu arah, tidak dilakukan pencacahan kendaraan, baik kendaraan yang berlawanan arah, maupun yang mendahului dan yang didahului. Survey pengamat kendaraan bergerak dianjurkan untuk dilakukan 12 kali pergi pulang untuk satu ruas jalan.
Pengemudi kendaraan mengemudikan kendaraan dengan wajar sesuai kecepatan lalu lintas. Surveyor pertama menghitung kendaraan yang didahului dan mendahului, kemudian menghitung selisihnya dalam notasi y. Surveyor  kedua menghitung kendaraan yang berpapasan dalam notasi x, sedangkan surveyor ketiga menghitung waktu dan hambatan perjalanan.
Pada ruas jalan dengan sistem dua arah, dilakukan tahapan penghitungan sebagai berikut.
Volume lalu lintas dihitung dengan rumus :
Q = x + y    TA + TW   Dengan  :
TA    =   waktu perjalanan sewaktu berjalan melawan arus
TW    =   waktu perjalanan sewaktu berjalan bersama arus
Waktu perjalanan dihitung dengan rumus :
T =  TW – y    Q   Kemudian dari sejumlah data yang diperoleh, ditetapkan kecepatan rata-rata disetiap ruas. Sementara pada ruas sistem satu arah, kecepatan dihitung dengan membagi data jarak dengan data waktu.

V    =   s / t
Dengan :
V    =  kecepatan
s    =  jarak
t    =  waktu

Survey Pergerakan Membelok

Survey pergerakan membelok terklasifikasi (turning movement classified counting) dilakukan dengan menghitung volume kendaraan sesuai arah pergerakannya. Posisi surveyor pada survey persimpangan harus dapat mengambil posisi straregis dengan maksud agar dapat terpenuhinya syarat lokasi sebagai berikut :
Sudut pandang yang jelas pada semua lajur yang disurvey, karenanya perubahan waktu siklus dapat terlihat secepatnya.
Garis henti dan ban kendaraan  pada garis henti terlihat jelas.
Kendaraan di antrian paling belakang terlihat jelas dan dapat dVdentifikasi.
Kendaraan pada arus hilir terlihat agar surveyor dapat mengetahui bahwa antrian teerhambat
atau tidak
Surveyor tidak terganggu pejalan kaki dan tidak diketahui pengemudi yang dapat terpengaruhi cara mengendaranya.

Pengumpulan dan kompilasi data yang dilakukan dengan survey diatas harus dilakukan sebaik mungkin, sehingga terhadap data tersebut dengan mudah dapat dilakukan pengecekan dan penelusuran kembali.  Pengumpulan dan kompilasi data yang baik harus mempunyai unsur – unsur berikut  :
-Nomor dokumen
Nomor dokumen merupakan kode yang mengidentifikasikan lembar kerja, dimana hal ini akan sangat dirasakan kebutuhannya untuk  data berskala besar.
-Lokasi Survey
Lokasi survey menunjukkan tempat survey dilakukan, dimana hal ini sebaiknya ditunjukan dengan peta atau sketsa lokasi, sehingga dengan mudah dapat dibaca orang yang memanfaatkan / mengolah data tersebut.
-Waktu survey
Waktu survey lalulintas harus dapat mencerminkan kapan survey tersebut dilakukan.  Untuk waktu yang berupa tahun, bulan, minggu, hari, dan jam, menit, serta jangka waktu pelaksanaan survey sangat diperlukan, mengingat karakteristik lalulintas yang sangat dinamis cepat berubah.
-Cuaca pada waktu survey
Karakteristik lalulintas sangat dipengaruhi oleh cuaca.  Cuaca yang dicatat pada saat melakukan survey lalulintas umumnya adalah cerah, mendung dan berawan.
-Pengamat
Informasi mengenai pelaksana survey, jabatan, dan tanggung jawab  sangat diperlukan bila terdapat inkonsistensi data yang diperoleh dan perlu dilakukan pengecekan.
-Metoda Survey
Alat yang digunakan untuk melakukan proses pengumpulan data lebih lanjut.
-Pengaturan lalulintas
Informasi tentang pengaturan lalulintas pada tempat dan keadaan tertentu sangat diperlukan misalnya larangan pada kendaraan  barang, sehingga pada data survey tidak akan ditemui data mengenai kendaraan dimaksud.
Lain – lain
Informasi lain yang diperlukan yang  mungkin akan mempengaruhi karakter lalulintas







Selasa, 07 Mei 2019

MATERI PERTEMUAN IX

ANALISA METODE SURVEY LALULINTAS

1 Metode Survey Lalu-Lintas
Arus dan Kapasitas Ruas dan Simpang Bersinyal
Arus Jenuh di Simpang Bersinyal
Kecepatan Setempat
Kecepatan Perjalanan/Gerak
Durasi Parkir


2  Survey Lalu-Lintas???
Bagian dari studi transportasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data.
Data yang diperoleh kemudian dianalisis baik untuk keperluan pengambilan keputusan pada tingkat perencanaan, perancangan maupun evaluasi.


3  Unsur Penting Survey LL
Tujuan
Metode
Surveyor
Peralatan


4  Tujuan Survey LL Harus sesuai dengan tujuan studi transportasi.
Harus dinyatakan dengan jelas karena berkaitan erat dengan metode.
Harus memperhatikan WAKTU dan LOKASI.


5  Metode Survey LL Harus sesuai dengan tujuan survey.
Memungkinkan untuk dilaksanakan baik ditinjau dari aspek legal, ketersediaan teknologi, kondisi lokasi dll.
Mempertimbangkan keterbatasan biaya, waktu dan personil.


6  Surveyor
Kualifikasinya (usia, pendidikan, jenis kelamin, kepribadian, kondisi fisik dll) harus sesuai dengan karakteristik survey.
Jumlahnya cukup.
Penempatannya tepat.
Tidak menyulitkan proses mobilisasi.


7  Peralatan
Dapat mengukur atau mencacah dengan tingkat ketelitian sesuai dengan tujuan studi.
Memungkinkan untuk digunakan (pertimbangan kondisi lingkungan/ kemudahan mobilisasi/instalasi/ operasi sesuai dengan ketersediaan surveyor).
Pencatatan menerus/periodik, pencatatan otomatik/manual


8  Jenis Peralatan Survey Manual
penghapus, clipboard. Alat tulis: pensil,
Alat pencacah: traffic counter.
Alat ukur panjang: meteran, walking meter.
Alat ukur waktu: stop watch, jam digital.
Kamera video
Video player, VCD player, komputer, monitor televisi/komputer


9  Jenis Peralatan Survey Otomatik
Umumnya terdiri atas komponen detectordan penyimpan data.
Detector dapat berupa pneumatic tube, loop detector, laser gun, image recognition dll.


10  Persiapan Survey LL Mempelajari hasil dan metode survey terdahulu.
Survey pendahuluan untuk membuat sketsa lokasi, merencanakan posisi surveyor dan peralatan.
Rekrutmen dan pelatihan surveyor.
Pengadaan peralatan/formulir survey.


11  Data Umum Lembaga penyelenggara survey Jenis survey
Nomor halaman formulir
Lokasi (kota, nama jalan/simpang dll) dan sketsanya.
Waktu (hari, tanggal, jam)
Cuaca
Identitas surveyor


12  Survey Arus LL di Ruas
Umumnya pencacahan diklasifikasikan berdasarkan jenis kendaraan, arah arus dan terkadang posisi lajur.
Pencacahan dikelompokkan per periode waktu tertentu (mis: 5’, 15’ dll).
Jumlah dan posisi surveyor dipengaruhi konfigurasi lajur, detail klasifikasi, periode pencacahan, perlatan dll.


13  Formulir Survey Arus LL di Ruas
Masukan: Data umum/geometrik jalan
Masukan: Pencacahan arus lalu-lintas
Rekapitulasi arus lalu-lintas.


14  Formulir Data umum/ geometrik ruas
Kota, lokasi, nama surveyor, hari, tanggal, cuaca, waktu.
Sketsa lokasi ruas.
Penampang melintang ruas, beserta ukuran lebar jalur lalu-lintas, jarak kerb ke penghalang atau lebar bahu efektif (luar/dalam).
Kesinambungan median.
Pengendalian lalu-lintas: batas kecepatan, larangan melintas bagi kendaraan tertentu, larangan parkir, larangan berhenti dll.


15  Formulir Pencacahan Arus Lalu-Lintas Ruas

16  Formulir Rekapitulasi Arus Lalu-Lintas Ruas

17  Survey Kapasitas Ruas
Dapat menggunakan metode yang dikembangkan IHCM 1997
Untuk jalan kota, informasi yang dibutuhkan adalah konfigurasi lajur, lebar jalan, lebar bahu/kerb, kelas hambatan samping, directional split dan jumlah penduduk.


18  Survey Arus LL di Simpang
Umumnya pencacahan diklasifikasikan berdasarkan jenis kendaraan, kaki simpang dan arah arus.
Pencacahan dikelompokkan per periode waktu tertentu (mis: 5’, 15’ dll)
Jumlah dan posisi surveyor dipengaruhi jenis pengendalian simpang, jumlah kaki simpang, jumlah pergerakan yang harus dicacah, detail klasifikasi, periode pencacahan, peralatan dll.


19  Survey Kapasitas Simpang Bersinyal
Kapasitas suatu kaki simpang bersinyal dipengaruhi arus jenuh, waktu hijau efektif dan panjang siklus.
Untuk mendapatkan arus jenuh, perlu disketsadetail geometrik simpang, informasi tata guna lahan, kelas hambatan samping, keberadaan LTOR dan posisi parkir.
Waktu hijau efektif dan panjang siklus diperoleh dari survey pewaktuan sinyal.


20  Formulir Survey Arus LL/ Kapasitas Simpang Bersinyal
Masukan: Data umum/geometrik simpang
Masukan: Arus Lalu-Lintas
Masukan: Pewaktuan sinyal
Rekapitulasi Arus Lalu-Lintas


21  Formulir Data Umum/ Geometrik Simpang
Kota, lokasi, nama surveyor, hari, tanggal, cuaca, waktu.
Sketsa lokasi simpang
Sketsa simpang dengan penjelasan mengenai lebar lajur/lajur khusus belok kanan/kanalisasi/median, posisi rambu larangan belok/larangan parkir dll, posisi sinyal dan garis henti.
Kondisi kaki simpang, meliputi guna lahan, kemiringan memanjang, LTOR, jarak kendaraan parkir ke garis henti.


22  Formulir Pencacahan Arus Lalu-Lintas di Simpang

23  Formulir Pewaktuan Sinyal

24  Formulir Rekapitulasi Arus LL di Simpang

25  Survey Arus Jenuh di Simpang Bersinyal
Arus jenuh suatu kaki simpang bersinyal adalah jumlah satuan mobil penumpang maksimum yang dapat melintasi garis henti per jam, bila diberi waktu hijau terus menerus.
Survey dilakukan dengan metode time slice dengan mengamai tayangan rekaman video suatu kaki simpang.


26  Model Dasar Arus Jenuh Waktu Hijau Efektif Rate of Discharge
Intergreen
Hijau
Kuning
Merah
Start Loss
End Gain
Kurva Arus Aktual
Kurva Arus Efektif


27  Contoh Tabulasi Hasil Satu Siklus Metode Time Slice

28  Survey Kecepatan Setempat Otomatik
Sepasang detector ditempatkan berdekatan (mis: berjarak 3m). Jarak dibagi selisih waktu lewatnya gandara depan pada setiap detector merupakan kecepatan setempat suatu kendaraan. Pencatatan menerus dengan peluang kesalahan ukur saat posisi kendaraan beriringan secara seri maupun pararel.


29  Survey Kecepatan Setempat Semi Otomatik
Speed gun diarahkan ke kendaraan yang akan diuukur kecepatannya. Pada layar monitor akan terlihat kecepatan kendaraan tersebut.


30  Survey Kecepatan Setempat Manual
Dua pengamat ditempatkan terpisah sejarak 50 m mengapit simeteris titik pengamatan. Pengamat 1 memberi tanda kepada pengamat 2 untuk mengaktifkan stop watch saat kendaraan melewati pengamat 1. Pengamat 2 mematikan stop watch saat kendaraan melewati pengamat m dibagi waktu tempuh antara posisi pengamat 1 dan2 dianggap sebagai kecapatan setempat.
31  Penarikan Sampel
Untuk survey kecepatan setempat dengan cara manual dan semi otomatik, umumnya tidak seluruh kendaraan dapat diuukur kecepatannya (perlu penarikan sampel).
Salah satu metode penarikan sampel yang praktis dan relatif tak biasa adalah berdasarkan warna mobil. Metode penarikan sampel secara sistematis (mis: setiap 10 kendaraan diuukur 1 kecepatan kendaraan) relatif tak bias tapi membutuhkan konsentrasi surveyor yang tinggi.


32  Kecepatan Perjalanan Vp = 3600 x L / Wp Vg = (3600 x L) / (Wp – T)
Vp = kecepatan perjalanan (km/jam)
Vg = kecepatan gerak (km/jam)
L = panjang rute (km)
Wp = lama perjalanan (detik)
T = tundaan (detik)


33  Survey Kecepatan Perjalanan dan Kecepatan Gerak
Metode floating car: Jumlah kendaraan yang menyiap dan disiap kendaraan uji relatif seimbang.
Metode maximizing speed: Kendaraan uji dijalankan pengemudi dengan kecepatan maksimum yang masih dapat dikendalikannya.


34  Survey Kecepatan Perjalanan dan Kecepatan Gerak
Jarak diukur dengan alat pengukur jarak pada speedometer.
Perlu dibiasakan mengukur secara konsisten dari tengah suatu simpang ke tengah simpang berikutnya. Hal ini akam memudahkan penyajian dan interpertasi data jaringan yang biasanya dinyatakan ari node ke node.


35  Formulir Survey Kecepatan Perjalanan dan Kecepatan Gerak

36  Survey Durasi Parkir
Parkir di tepi jalan (tanpa gerbang parkir) disebut on street parking. Survey parkirnya dilakukan secara patroli.
Parkir di lapangan parkir/gedung parkir (dengan gerbang parkir) disebut off street parking. Survey parkirnya dilakukan di gerbang parkir.


37  Survey Parkir Berpatroli
Daerah studi dibagi menjadi beberapa daerah patroli yang ukurannya ditetapkan sedemikain rupa agar 1 surveyolr dapat menyelesaikan patroli lengkap setiap periode waktu tertentu (misalnya 15 menit).
Setiap ruang parkir diberi nomor.
Selama patroli dicatat nomor kendaraan yang berada pada tiap nomor ruang parkir.
Durasi parkir dihitung dengan mengalikan periode waktu 1 patroli dengan frekuensi suatu kendaraan dijumpai secara berturutan.


38  Formulir Survey Parkir Berpatroli / di Gerbang
Masukan: Data umum / sketsa sistem perparkiran.
Masukan: Pencatatan pelat nomor secara berpatroli.
Masukan: Pencatatan pelat nomor di gerbang.


39  Formulir Data Umum / Sketsa Parkir
Kota, lokasi, nama surveyor, hari, tanggal, cuaca, waktu.
Sketsa sistem perparkiran dengan indikasi yang jelas mengenai:
Posisi ruang-ruang parkir dan jumlahnya.
Posisi gedung-gedung dan prasarana lainnya.
Gerbang masuk/keluar bila ada.
Sirkulasi parkir
Pembagian daerah patroli dan nomor urut ruang parkirnya.


40  Formulir Pencatatan Pelat Nomor Secara Berpatroli

41  Survey di Gerbang Parkir
Kendaraan yang keluar dan masuk gerbang parkir dicatat nomor kendaraannya dan waktu keluar / masuknya.
Pencatatan waktu dilakukan sampai ke menit terdekat.
Durasi parkir dihitung dengan menghitung waktu keluar dan waktu masuk.


42  Formulir Survey di Gerbang Parkir

Selasa, 30 April 2019

MATERI PERTEMUAN VIII

TRAFFIC SIGNAL
Fungsi Utama
Fungsi utama dari sinyal lalu lintas termasuk menetapkan hak jalan untuk berbagai pergerakan lalu lintas di persimpangan dan memungkinkan pejalan kaki, pengendara sepeda dan lalu lintas lintas jalan untuk bergerak dengan aman melalui persimpangan dan mengurangi jenis kecelakaan tertentu, khususnya tabrakan sudut kanan (sisi lebar) yang parah.

Pemeliharaan Sinyal Lalu Lintas
Pemeliharaan sinyal lalu lintas adalah prioritas tinggi untuk SACDOT. Kru sinyal lalu lintas berada di lapangan Senin hingga Jumat untuk memantau dan memperbaiki sistem sinyal lalu lintas kami. Staf departemen juga menyediakan cakupan 24/7, 365 hari per tahun untuk respons darurat terhadap kerusakan sinyal, badai atau kerusakan kendaraan, dll. Tujuan SACDOT adalah respons terhadap permintaan layanan sinyal lalu lintas dengan-dalam satu jam pemberitahuan.

Masalah / permintaan khusus yang membutuhkan respons langsung dari kru pemeliharaan sinyal meliputi:

Semua lampu padam karena listrik padam.
Sinyal berkedip merah ke segala arah.
Kepala sinyal yang longgar atau berputar.
Kerusakan yang disebabkan oleh kendaraan.
Lampu yang terbakar.
Masalah Pengaturan Waktu - merah panjang atau hijau pendek.
Masyarakat didorong untuk melaporkan setiap masalah yang membutuhkan perhatian segera untuk memastikan keamanan untuk semua jenis transportasi di jalan raya kami.

Lihat informasi kontak di bawah ini untuk melaporkan masalah sinyal.

Dua Jenis Sinyal
 County memiliki dua jenis sinyal lalu lintas: sinyal yang digerakkan dan sinyal semi-digerakkan. Sinyal yang digerakkan menempatkan detektor pada semua kaki persimpangan dan mengubah waktu lampu untuk memaksimalkan aliran lalu lintas. Sinyal semi-digerakkan hanya menggunakan detektor di persimpangan jalan minor. Ketika detektor diaktifkan, lampu hijau di jalan utama terputus untuk memungkinkan lalu lintas jalan kecil memasuki persimpangan dengan aman.

Rabu, 15 Mei 2019

Materi  2 REKAYASA LALU LINTAS


“PENGENALAN PERATURAN PERUNDANGAN BERHUBUNGAN REKAYASA LALU LINTAS”



1.1.11. 1    Latar Belakang

Rekayasa lalu lintas menurut Homburger adalah suatu penanganan yang berkaitan dengan perencanaan, perancangan geometrik dan operasi lalu lintas jalan serta jaringannya, terminal, penggunaan lahan serta keterkaitan dengan moda transportasi lainnya.Sedang istilah Rekayasa lalu lintas yang banyak digunakan di Indonesia adalah salah satu cabang dari teknik sipil yang menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan lalu lintas orang dan barang secara aman dan effisien dengan merencanakan, membangun dan mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta alat pemberi isyarat lalu lintas.

Di dalam memecahkan permasalahan lalu lintas, para pakar lalu lintas perlu mengenali 3 komponen yaitu jalan, kendaraan dan pelaku perjalanan. Mengenali masalah lalu lintas yang terjadi dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya arus lalu lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan lalu lintas dan karakteristik pelaku perjalanan. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk kemudian direncanakan usulan perbaikaan geometrik, pembangunan fasilitas pengaman jalan, pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu lintas tertentu.Perbaikan geometrik dapat berupa pelebaran jalan, perubahan radius tikung, pembangunan pulau-pulau lalu lintas, mengurangi tanjakan, membangun jalur rangkak pada tanjakan yang tinggi, memberikan perioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan berbagai langkah lainnya.


1.    2. Permasalahan

Permasalahan lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah parah dengan berjalannya waktu. Untuk bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota lain.

METODOLOGI PENELITIAN

A. Perencanaan Survey

Jenis Survei dipilih dengan 3 kriteria yaitu secara teknis data yang diperoleh
harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas
yang tinggi. Secara ekonomi survey tersebut harus murah (biaya, tenaga dan
waktu). Di lain pihak survey harus memenuhi isyarat lingkungan, dengan
demikian gangguan terhadap lingkungan yang ditimbulkan harus seminimal
mungkin. Lingkungan ini dapat berupa manusia (dan makhluk hidup
lainnnya), atau jalan (dan benda mati lainnya). Sedapat mungkin dihindari
survey yang melibatkan dan mengganggu masyarakat umum.
B. Persiapan

Tahapan ini dilakukan agar pelaksanaan survei dapat dijalankan dengan
baik, kegiatan yang dilakukan antara lain mempersiapkan berbagai berkas
surat izin penelitian, menentukan lokasi pengamat pada suatu titik pada ruas
jalan, menentukan waku survei dan periode pengamatan, mempersiapakan
alat-alat penelitian dan pengujian bekerjanya alat.

C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sepanjang Ruas Jalan Lenteng Agung , Jakarta
Selatan. Jalan ini dikenal sebagai koridor utama Kota Jakarta Selatan
menuju Depok, begitu juga sebaliknya.

D. Peralatan yang Digunakan

Dalam penelitian ini digunakan beberapa alat untuk menunjang pelaksanaan
penelitian di lapangan sebagai berikut ini.
1. Alat tulis dan form survey,
2. Stop Watch digunakan untuk mengetahui awal dan akhir waktu
pengamatan,
3. Alat pengukur panjang (meteran),
4. Video kamera (kamera dan handycam) & tripod digunakan untuk
merekam segala aktifitas pengguna jalan.
5. Cat tembok/lakban untuk memberi garis tanda.
6. Kendaraan (mobil pribadi) yang akan digunakan untuk survey floating
car.
7. Odometer pada kendaraan.


E. Penentuan Waktu Penelitian

Arus lalu-lintas selalu berubah sepanjang hari, banyaknya kendaraan yang
lewat pada suatu tempat atau titik pada sore hari akan berbeda di waktu
tengah malam atau pagi harinya. Perbedaan arus lalu-lintas ini disebut
fluktuasi arus lalulintas.
- Pencatatan arus lalu-lintas kendaraan dilakukan saat jam puncak dipagi
hari dan sore hari. Dari hasil pencatatan selanjutnya dikelompokkan pola
arus lalu-lintas harian yang terjadi. Data LHR tercatat yang diperoleh
dipakai untuk penghitungan pendekatan keadaan rata-rata wilayah
sesaat. Waktu penelitian dilakukan dalam pada saat jam sibuk (dimana
terdapat volume lalu lintas padat / maksimum), yakni dipagi hari (Pukul
06.00 – 08.00 WIB) dan sore hari (Pukul 16.00 – 18.00 WIB).
Pengambilan data LHR selama 1 hari dikarenakan pada jalan Lenteng
Agung, arus kendaraan selama hari kerja dianggap memiliki arus yang
stabil pada kondisi cuaca normal.
- Pengambilan data kecepatan space mean speed diambil pada saat jam
puncak pagi dan sore.

F. Metode Inventaris Data

Maksud dari tahap inventaris data itu sendiri adalah untuk mendapatkan data
yang dibutuhkan sebagai bahan masukan (input) untuk tahap analisis. Dalam
pengumpulan data penelitian ini yaitu :

Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya atau
langsung dari lapangan dengan menggunaka kamera video sebagai alat
perekam. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara survai, seperti :
- Data Geometri
- Volume Kendaraan
- Survey Hambatan samping
- Waktu tempuh dan tundaan kendaraan (Survey Floating car)
- Dsb,

Teknik Survei
1. Survei Geometrik Jalan
Survei geometri dilakukan untuk mengetahui ukuran-ukuran penampang
melintang jalan, panjang ruas jalan, median jalan, bahu jalan, serta
berbagai fasilitas pelengkap yang ada, sehingga bisa didapatkan kapasitas
dari jalan yang diteliti. Survey ini dilakukan pada keadaan sangat sepi
sehingga tidak mengganggu lalu – lintas dan menjamin keamanan
surveyor dari kecelakaan.
2. Survei Volume Lalu Lintas
Survei lalu-lintas harian rata-rata kendaraan (LHR) dilakukan di Ruas
Jalan Lenteng Agung. LHR yang dihitung yaitu gerak kendaraan
sepanjang satu ruas jalan tertentu. Penghitungan LHR dilakukan
menggunakan kamera video sebagai alat bantu dalam merekam data
kondisi jalan. Hal ini dilakukan demi menghindari terjadinya kesalahan
kesalahan yang mungkin terjadi pada saat pegambilan data. Selanjutnya
mengelompokan kendaraan atas dasar jenisnya yaitu kendaraan berat
(MV), bus ringan (LV), sepeda motor (MC). dan Kendaraan tak bermotor
(UM).
3. Survei Kecepatan
Survei keceepatan dilakukan untuk mendapatkan kecepatan tiap kendaraan
yang melewati lokasi jalan yang ditentukan. Survei ini dilakukan pada saat
peak hour. Survei kecepatan digunakan untuk mengetahui nilai space

mean speed.
4. Survei Hambatan Samping
Survei hambatan samping dilakukan untuk jenis hambatan samping berupa
kendaraan parkir atau berhenti (PSV), kendaraan lambat dan tidak
bermotor (SMV), kendaraan keluar-masuk (EEV), pejalan kaki (PED).
Pendataan dan pencatatan hambatan samping dilakukan dengan frekuensi
jumlah kejadian dihitung per 200 m panjang ruas jalan per jam. Data
hambatan samping menjadi bahan dalam proses penghitungan volume arus
bebas, kapasitas ruas jalan, dan derajat kejenuhan.

 H. Analisa dan Penyajian Data

Pengolahan data merupakan rangkaian perhitungan operasional ruas jalan
dan persimpangan yang mengac pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia
tahun (MKJI) Februari 1997.
Pengolahan dan penyajian data disesuaikan dengan teknik analisis yang
dilakukan. Pengolahan data dan analisis karakteristik lalu-lintasditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Data lintas harian rata-rata
kendaraan (LHR), volume arus bebas, kapasitas, derajat kejenuhan, besar
hambatan samping ditampilkan dalam bentuk tabel sehingga
mempermudah analisis kondisi karakteristik lalu-lintas.
a. Ruas Jalan Meliputi :
1. Arus.
2. Kapasitas .
3. Derajat Kejenuhan.
4. Kecepatan perjalanan sesungguhnya dan waktu tempuh
perjalanan (Survey Floating Car).
5. Kurva Kecepatan Floating Car.
6. Perbandingan Kinerja Kecepatan Sesungguhnya dengan Hasil
Metode MKJI 1997.
7. Menganalisis titik – titik rawan kemacetan pada Jalan Lenteng
Agung dan mengidentifikasi penyebabnya.
b. Persimpangan meliputi :
1. Arus (Q)
2. Kapasitas (C)
3. Derajat Kejenuhan (DS)
4. Tundaan (D)
Pada penelitian ini bentuk kinerja ruas jalan diukur dari nilai derajat
kejenuhan (DS) atau V/C rasio.
Penyajian data yang digunakan yakni dengan menganalisa hasil
perhitungan parameter kinerja ruas jalan dan persimpangan yangselanjutnya ditetapkan lokasi – lokasi yang dipilih menjadi lokasi yang akan ditangani

Daftar Pustaka
Wolfgang S. Homburger; James H. Kell, Fundamentals of Traffic Engineering, 9th Edition, University of California, 1977
https://id.m.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Pendahuluan